Datangi Kampus UMSU Medan, Komjen Boy Rafli Sampaikan Hal Ini ke Dosen dan Mahasiswa

Datangi Kampus UMSU Medan, Komjen Boy Rafli Sampaikan Hal Ini ke Dosen dan Mahasiswa
Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Dr Agussani MAP Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan Civitas Akademika UMSU di Medan, Selasa (1/12/2020). Foto: Dok. BNPT

jpnn.com, MEDAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH mengharapkan perguruan tinggi dengan para akademisinya aktif menyuarakan kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikal intoleran serta memberikan pembelajaran literasi digital kepada mahasiswa dan generasi di lingkungan kampus dan masyarakat.

“Ini penting sebagai upaya untuk melindungi mahasiswa dan generasi muda dari penyebaran paham radikal intoleran," kata Boy Rafli dalam rilis BNPT yang diterima, Rabu.

Berbicara pada Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Medan, Selasa (1/12), Kepala BNPT menyatakan kampus sebagai pusat pembelajaran generasi muda adalah salah satu tempat paling diincar kelompok radikal intoleran untuk menyebarkan ideologinya.

“Oleh karena itu dengan segala sumber daya yang ada, kami yakin dan optimistis pada unsur pendidik di UMSU dapat ikut serta menyelamatkan generasi muda di Sumatera Utara (Sumut) ini. Salah satunya dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang bisa terus menyuarakan masalah kewaspadaan penyebaran radikalisme intoleran dan juga masalah literasi digital,” ujar Kepala BNPT.

Dia menambahkan, sebagai "center of excellent" di Sumut, UMSU bisa memberikan pembelajaran penguatan Islam washatiyah, senantiasa dakwah untuk membangun Ukhuwah Islamiyah serta Ukhuwah Wathoniyah juga Ukhuwah Bashariah.

Hal ini tentu sangat membantu dalam menyelamatkan generasi muda dan masyarakat, apalagi UMSU memiliki peserta didik sekitar 22 ribu mahasiswa juga keluarga para mahasiswa tersebut.

“Mereka adalah masa depan bangsa Indonesia. Tentunya kami berkeliling ini untuk menyampaikan pesan-pesan agar mereka harus kita selamatkan dari pengaruh kelompok yang sampai hari ini terus melakukan propaganda radikal intoleran dan kemudian merekrut anak-anak muda ini,” kata Boy.

Dalam catatan sejarah, kata mantan Kapolda Banten dan Papua ini, pelaku bom bunuh diri umumnya para remaja berusia antara 18-23 tahun.

Rektor Agussani mengaku UMSU ikut berperan dalam mencegah radikalisme di kampus karena sesuai dengan Catur Dharma UMSU.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News