Demokrat Dianggap Kurang Lihai

Demokrat Dianggap Kurang Lihai
Direktur PUKAT UGM, Zainal Arifin Mochtar, Anggota Komisi III DPR Didi Irawadi, pengamat politik Arbi Sanit dan anggota Forum Konstitusi Gregorious Seto Haryanto dalam diskusi bertajuk "Hak Angket Dalam Perspektif Presidensil" yang digelar Pokja Hukum dan HAM Partai Demokrat di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (9/3). Foto : Arundono/JPNN
Karena terlalu khawatir, lanjut Zainal, Demokrat pun memainkan politik on-off. Artinya, menempatkan PDI Perjuangan sebagai pengimbang Golkar dan Gerindra sebagai penyeimbang PKS.  "Golkar dilepas kalau PDIP mau masuk. Atau PKS ditendang jika Gerindra masuk. Itu kan politik on-off," ulasnya.

Padahal, lanjut Zainal, tak semestinya Demokrat khawatir karena merupakan single majority di parlemn. "Kalaupun melepas PKS itu masih kuat posisi Demokrat. Kalau ada yang dua kaki, patahkan satu kakinya," cetusnya.

Sedangkan pembicara lain dari Forum Konstitusi, Gregorious Seto Haryanto, menyatakan bahwa hal yang perlu diingat adalah motivasi koalisi. Menurutnya, adalah hal aneh jika memutuskan berkoalisi tetapi ingin tetap bebas bermanuver.

"Kalau mau koalisi tapi maunya tetap bebas, ya itu tak beretika. Etika adalah bentuk peradaban. Kalau tidak beretika artinya tidak beradab. Kalao koalisi ya setia," ujar mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 dari Partai Demokrasi Kasih Bangsa itu. (ara/jpnn)

JAKARTA - Partai Demokrat yang saat ini berkuasa dinilai tidak pintar dalam menyikapi isu yang dilontarkan rival politiknya. Dalam beberapa isu politik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News