Densus 88 Ternyata Kendurkan Pengawasan ke Teroris Surabaya
jpnn.com, JAKARTA - Polri mengakui sempat mengendurkan pengawasan terhadap jaringan teroris di Surabaya, termasuk Dita Oeprianto yang mengotaki pengeboman tiga gereja. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteros mengendurkan pengawasan terhadap Dita yang sebelumnya menunjukkan tanda-tanda perubahan.
“Memang sekitar tiga bulan terakhir sebelum kejadian, dari Densus pengawasannya dikendurkan karena melihat yang bersangkutan (Dita, red) sudah bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik,” kata Setyo di Mabes Polri, Kamis (24/5).
Ternyata, Dita memanfaatkan kesempatan itu untuk merangkai bom. Para tetangga juga tak mencurigainya lantaran bapak empat anak itu menekuni usaha pembuatan herbal.
“Saat densus mengendurkan pengawasannya mereka memanfaatkan untuk membuat bom. Karena dia sendiri kan membuat herbal-herbal itu, jadi orang enggak curiga kalau dia sedang meracik bom,” tambah Setyo.
Mantan wakil kepala Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri itu mengungkapkan bahwa 54 bom yang ditemukan dan diledakan di Surabaya dirakit oleh Dita. “Itu manualnya dipelajari saat mereka sama-sama pengajian,” tambah Setyo. (mg1/jpnn)
Polri mengakui sempat mengendurkan pengawasan terhadap jaringan teroris di Surabaya, termasuk Dita Oeprianto yang mengotaki pengeboman tiga gereja.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ditangkap Densus, 8 Orang Kelompok Jemaah Islamiyah Jadi Tersangka
- Inilah Sosok yang Ditangkap Densus 88 di Palu
- Bersenjata Laras Panjang, Densus 88 Tangkap Satu Terduga Anggota Jemaah Islamiyah di Palu
- Kapolda Sumsel Minta Mantan Narapidana Turut Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama