Depo Kereta Api Sidotopo, Warisan Belanda Berkhas Jawa

Depo Kereta Api Sidotopo, Warisan Belanda Berkhas Jawa
KHAS JAWA: Beberapa rangkaian gerbong kereta api yang mendapatkan perawatan di rumah Joglo Depo Sidotopo. Bangunan itu dibangun pemerintah Belanda untuk menghormati warga pribumi. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

Tak ada tembok di sisi kiri kanan bangunan. Sebab, joglo tersebut memang dirancang sebagai tempat perawatan kereta.

Sebagai gantinya, ada 40 tiang besar yang menyangga bangunan. Dengan 20 tiang penyangga di masing-masing sisinya. Tiang itu terbuat dari kayu.

Cat biru muda yang mulai mengelupas di tiang menunjukan betapa tuanya rumah joglo itu.

Gatut mengaku, rumah joglo ini digunakan untuk tempat ngombong (parkir, Red) kereta yang butuh perawatan ekstra.

“Dibawah rumah joglo itu, ada dua jalur rel. Itu artinya, rumah tua ini mampu menampung dua kereta sekaligus dalam sehari. Biasanya, kereta yang ngandang butuh perawatan yang lebih karena kondisi mesin yang buruk,” bebernya.

Rumah joglo itu memang tampak kuno. Wajar memang, sebab bangunan itu tak pernah tersentuh renovasi.

“Dari semua bangunan yang ada sejak 1928, hanya rumah joglo itu yang tak pernah tersentuh renovasi. Meski usianya hampir 100 tahun, namun bangunannya tetap saja kokoh,” sambung Pengawas Lost Mechanic Depo KA Sidotopo, Arif Triwibowo.

Bangunan yang masih otentik membuat kesan tua pada Depo ini sangat kental. Terlebih, disisi kiri dan kanan joglo masih terdapat pepohonan tinggi.

JPNN.com - Depo Kereta Api Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur memang unik. Termasuk dari sisi bangunan yang ada. Salah satunya adalah adanya rumah joglo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News