Deradikalisasi Tak Maksimal, Napi Terorisme Tetap Menganut Paham Radikal

Deradikalisasi Tak Maksimal, Napi Terorisme Tetap Menganut Paham Radikal
Wakil Ketua MPR Mahyudin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - BERAU - Wakil Ketua MPR Mahyudin menilai program deradikalisasi belum maksimal dalam mengubah penganut ideologi radikal, terutama  para terpidana terorisme untuk. Menurutnya, deradikalisasi bahkan tak terlihat hasilnya.

“Deradikalisasi belum maksimal. Bisa dibilang tidak berhasil," kata Mahyudin saat kunjungan kerja Sosialisasi Empat Pilar MPR di Berau, Kalimantan Timur, Sabtu (10/12).

Mahyudin mengatakan hal itu merujuk pada aksi teror di Gereja Oikumene Samarinda pada 13 November silam yang menewaskan satu balita. ‎Dia mengatakan, pelaku aksi teror di gereja yang berlokasi di Jalan Ciptomangunkusumo, Sengkotek, Samarinda itu adalah mantan narapidana terorisme bernama Juhanda alias Jo.

Juhanda, kata Mahyudin, merupakan pelaku bom buku di Jakarta pada 2011. “Jadi pelaku bom Samarinda masuk penjara lima tahun, dia keluar, tapi program deradikalisasi tidak berhasil," jelas Mahyudin.

Politikus asal Partai Golkar ini menduga pengawasan terhadap Juhanda di penjara tidak dilaksanakan dengan baik. Dia juga mensinyalir Juhanda selama di penjara justru belajar paham radikal dari narapidana terorisme lainnya.

"Masuk penjara bukannya dia insaf. Ternyata di penjara dia belajar lagi," pungkas Mahyudin.(mg4/jpnn)


BERAU - Wakil Ketua MPR Mahyudin menilai program deradikalisasi belum maksimal dalam mengubah penganut ideologi radikal, terutama  para terpidana


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News