Di Perodua Lihat Londo Ngeprank

Oleh Dahlan Iskan

Di Perodua Lihat Londo Ngeprank
Dahlan Iskan.

Saya belum pernah melihat Londo Kampung. Maka Shawal pun tune ke YouTube. Untuk saya. Cari Londo Kampung. Sambil ngebut.

Saya ikut tertawa-tawa ngakak. Bagaimana orang bule itu ngeprank di mal. Pakai bahasa Indonesia. Juga pakai bahasa Suroboyoan.

Rupanya Londo (orang Jawa menyebut semua orang bule sebagai Londo) itu tinggal di Surabaya. Hafal lagu-lagu bertema Surabaya. Atau lagu-lagu dangdut.

Misalnya saat si Londo naik eskalator. Di belakang seorang cewek. Ia teriak keras: ‘Rek!’. Seolah memanggil cewek itu.

Ketika si cewek menoleh, si Londo ternyata meneruskan kata ‘rek’ itu. Menjadi sebuah dendang lagu ‘Rek ayo rek mlaku-mlaku…’ dengan cueknya. Sambil melengos dari si cewek.

Aksi ngeprank Londo Kampung itu memang menjengkelkan. Bagi yang kena tipu. Tapi menyenangkan. Bagi yang menonton.

Meski suku Bajau, Shawal sudah lahir di darat. Pemerintah Malaysia memang memiliki program ‘mendaratkan’ suku yang tinggal di atas laut itu.

“Rumah Bajau masih tetap utuh di atas laut. Tapi sudah banyak kosong. Tinggal untuk tambat perahu,” katanya.

Shawal mengerti banyak istilah jorok dalam bahasa Indonesia: gombal. Misalnya. Atau menggombali. Ia juga tahu kosa kata cewek. Dalam berbagai konotasinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News