Di Sekolah Partai PDIP, Hasto Bahas Komitmen Hingga RUU Cipta Kerja

Di Sekolah Partai PDIP, Hasto Bahas Komitmen Hingga RUU Cipta Kerja
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menutup Sekolah Partai Gelombang III. DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membahas sejumlah isu di hadapan 212 calon kepala daerah yang diusung dan didukung partainya di Pilkada Serentak 2020.

Hasto menyatakan seluruh kader partai akan memberikan dukungan total.

"Ketika keputusan diambil oleh ketua umum maka siapa pun yang namanya anggota dan kader partai wajib mendukung bapak, ibu semuanya tanpa terkecuali," kata Hasto Kristiyanto di Sekolah Cakada Gelombang III secara virtual, Selasa (15/9) malam.

Hasto mengatakan Sekolah Partai, termasuk untuk cakada yang berasal dari parpol lain, dimaksudkan untuk membekali hal fundamental menyangkut ideologi negara, politik, ekonomi, kebudayaan, hingga pembentukan karakter kepemimpinan.

Usai sekolah partai, PDIP berharap para cakada tersebut berjuang ke bawah untuk rakyat.

"Bung Karno mengatakan tak ada perjuangan yang sia-sia. Terlebih untuk Anda semua, senjata paling hebat menjadi pemimpin adalah menyatu dengan kekuatan rakyat. Itulah strategi utama," tegas Hasto.

Dia juga mengingatkan para cakada punya pemahaman yang sama dan dapat ikut menjelaskan berbagai isu politik.

Salah satunya adalah soal fitnah terhadap PDIP serta Bung Karno yang dikatakan antiislam dan komunis.

Dia memberi contoh bagaimana PDIP bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama mengusulkan adanya Hari Santri.

Lalu Bung Karno yang memaksa Uni Soviet menemukan makam Imam Al Bukhori di Uzbekistan.

Bung Karno juga yang memaksa Kruschev mendirikan kembali Mesjid Biru yang sudah sempat dijadikan gudang oleh negeri itu.

Putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri, ialah yang mengusulkan ulama asal Makassar Syekh Yusuf dijadikan pahlawan kemerdekaan Afrika Selatan bersama Bung Karno.

Megawati juga membangunkan mesjid di bumi belahan selatan itu.

Ada satu lagi, adalah Bung Karno yang membantu serta mendorong kemerdekaan Tunisia, Aljazair, dan Maroko, hingga disewakan sebuah rumah perjuangan di Jalan Serang, Jakarta.

Bung Karno juga yang membantu Pakistan untuk lepas dari penjajahan, dengan mengirimkan persenjataan.

"Tanpa harus berteriak saya bela Islam, Bung Karno menjalankan bagaimana Pancasila itu. Jadi kalau ada yang berusaha menegatifkan Bung Karno, itu karena kekuatan neokolonialisme dan neoimperialisme yang hendak menjajah kita kembali," kata Hasto.

Pada kesempatan itu, Hasto juga berdialog dengan para calon kepala daerah ketika sesi tanya jawab.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga meminta cakada untuk mengampanyekan siapa sesungguhnya Bung Karno.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News