Diduga PSK Paket Hemat, Tas Digeledah Ternyata Isinya...
"Buat ngerujak, pak. Kalau tak percaya boleh colek dan coba," ujarnya. Mereka kemudian disuruh lekas pulang ke rumah.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Banjarmasin, Hermansyah mengakui efek kejut dari razia besar-besaran ini takkan lama. "Ini penyakit masyarakat yang sulit diobati," ujarnya.
Alasannya, Satpol PP dan Dinsos tak bisa lama-lama menahan mereka untuk pembinaan. Selain kekurangan ruang penampungan di Rumah Singgah, pemko juga menghadapi keterbatasan anggaran.
"Makin lama ditahan, makin banyak anggaran yang dikeluarkan. Mereka kan harus dikasih makan dan minum," jelasnya.
Paling krusial, faktor ekonomi. Sederhananya persoalan perut yang harus diisi. "Saya yakin, PSK ini sadar perbuatan mereka salah. Tapi tak ada pilihan karena berhadapan dengan masalah ekonomi," imbuh mantan Camat Banjarmasin Selatan tersebut.
Karena itu, Hermansyah meminta masyarakat lah yang menjauhi mereka. Jika bisnis mereka sepi, perlahan akan mati dengan sendiri.
"Pakai yang ada di rumah saja. Gak usah jajan keluar. Sudah rugi duit, rentan kena penyakit kelamin. Banyak ruginya," pungkasnya. (fud/at/nur)
PSK yang biasa mangkal di sana dikenal sebagai PSK paket hemat, karena tarifnya murah, puluhan ribu rupiah saja.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Bea Cukai dan Pemda di Sleman & Sulsel Bersinergi Dukung Program Pemanfaatan DBHCHT
- Cegah Tawuran, Polda Metro Jaya Gelar Operasi Skala Sedang
- Satpol PP Tindak 10 THM di Bandung yang Buka Saat Bulan Ramadan
- Bea Cukai Malang Gelar Operasi Bersama Satpol PP dan Denpom, Sita Rokok Ilegal Sebanyak Ini
- Satpol PP Serang Tempel Stiker Imbauan Untuk 170 Rumah Makan yang Buka Selama Ramadan
- Bupati Karawang Bolehkan Tempat Karaoke Beroperasi saat Ramadan