Dihajar Polisi Saat Penyergapan, Keluarga Tak Terima

Dihajar Polisi Saat Penyergapan, Keluarga Tak Terima
Dihajar Polisi Saat Penyergapan, Keluarga Tak Terima
KELUARGA dari istri terduga teroris Bayu Setiono, 22, tidak terima dengan perlakuan Densus 88 saat penyergapan. Menyikapi hal ini, pihak keluarga tetap menuntut tindakan yang dinilai anarkis tersebut. Rencana tuntutan tersebut, saat ini sudah ada sejumlah organisasi massa (ormas) yang siap memberikan bantuan hukum.

Dwi Widiatanto, anak kedua Wiji Siswo Suwito (mertua Bayu) mengaku tak terima atas perlakuan kasar yang dialamatkan kepada ayahnya tersebut. "Jelas kami tidak terima dan akan menuntut tindakan ini," ungkapnya kemarin (2/9). "Ayah saya dijahit di sekitar matanya. Sampai sekarang, ia pun masih sering merasa pusing," tambahnya.

Dwi mengaku seluruh keluarga tetap tak percaya atas tuduhan polisi bahwa Bayu terlibat dalam jaringan teroris seperti yang santer dikabarkan saat ini. Sebab, pada malam penembakan pos polisi Plaza Singosaren, Kamis lalu (30/8), Bayu berada di rumah dan tak bepergian ke mana-mana. "Jadi kalau memang dia pelakunya, pasti sudah kabur. Bukan malah pulang ke rumah. Tas yang disita polisi itu pun isinya hanya baju koko, peci, dan sarung, bukan senjata," tegasnya.

Di mata keluarga dan warga setempat, Bayu memang dikenal sebagai sosok yang pendiam dan jarang bicara. Meski terkesan agak kaku, namun Bayu tetap pribadi yang ramah. Setiap berpapasan dengan tetangga, ia  selalu menyapa walau hanya lewat senyuman ramah atau klakson. "Kalau ada kerja bakti, ia juga selalu ikut," katanya.

KELUARGA dari istri terduga teroris Bayu Setiono, 22, tidak terima dengan perlakuan Densus 88 saat penyergapan. Menyikapi hal ini, pihak keluarga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News