Dikaji, Ganjil Genap Diterapkan di Pelabuhan Penyeberangan Merak - Bakaheuni

Dikaji, Ganjil Genap Diterapkan di Pelabuhan Penyeberangan Merak - Bakaheuni
Kendaraan roda empat memadati Pelabuhan Merak-Bakauheni. Foto dok Humas ASDP

Sejauh ini, kata Budi PT ASDP selaku operator masih belum tercatat melakukan penambahan armada kapal maupun jumlah dermaga. Baru ada peningkatan dermaga secara kualitatif menjadi dermaga premium. “Karena mungkin jika hari-hari operasi normal, non mudik, maka jumlah armada sudah mencukupi,” katanya.

Selain skema Ganjil Genap, Kemenhub juga mempertimbangkan untuk menonaktifkan operasional kapal penyeberangan dengan ukuran dibawah 5.000 Gross Ton (GT). “Waktu sandarnya sama, kecepatan menyeberangnya sama tapi daya angkutnya sedikit,” katanya.

Sementara di Jalan Tol, skema ganjil genap kata Budi diterapkan untuk membagi distribusi kendaraan yang masuk ke Jalan Tol. Menurut penelitian dari Litbang Kemenhub, hampir 40 persen masyarakat menyatakan akan lewat jalan tol saat periode mudik nanti.

Budi menyatakan pemerintah khawatir adanya penumpukan di jalan tol. Dengan menerapkan skema ganjil genap, diharapkan separuh arus akan masuk jalan tol, sementara separuhnya lagi akan melewati jalan arteri nasional. Sehingga UMKM yang sudah terbangun di sepanjang jalan arteri tidak lesu.

Sementara kebijakan one way juga menguntungkan karena Korlantas Polri telah berpengalaman memberlakukan one way pada mudik tahun 2018 lalu. Namun hal tersebut kata Budi sifatnya situasional. “Kalau diterapkan one way nanti mungkin dari Cikampek sampai Cirebon atau sampai Brebes Barat,” katanya.

Budi berharap pada minggu ini sudah keluar keputusan final soal skema ganjil genap atau satu arah. Yang penting menurutnya masyarakat segera bisa mengantisipasi.

Budi berjanji begitu keputusan sudah final, ia akan melakukan sosialisasi masif soal kebijakan yang diterapkan. “Pasti akan kami sampaikan skemanya gimana, ruasnya dimana saja, dan waktunya jam berapa saja,” jelasnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan memprediksi 28,9 persen penduduk Jabodetabek memilih mudik menggunakan mobil pribadi. Atau sekitar 4.300.346 jiwa. Dari jumlah tersebut diperkirakan 1.000.080 mobil bakal meramaikan arus mudik. Baik menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Mudik Lebaran 2019, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberlakukan skema ganjil genap untuk pelabuhan penyeberangan Merak-Bakaheuni.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News