Dinilai Tak Mendidik, BLT Ditolak

Dinilai Tak Mendidik, BLT Ditolak
Dinilai Tak Mendidik, BLT Ditolak
Bahkan, program BLT atau yang dinamakan pemerintah sebagai Bantuang Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ini pernah berakibat fatal bagi perangkat desa. Seperti yang diceritakan Junarso, Perangkat Desa Karangnanas. Gara-gara program BLT, sampai ada perangkat desa yang mengundurkan diri. Sebab pelaksanaannya menimbulkan konflik di masayrakat.

"Ini artinya, program BLT justru menimbulkan kecemburuan, hingga konflik di kalangan masyarakat," ujar Junarso yang diamini perangkat desa lainnya, Slamet Mubarok.

Hal ini dibenarkan Sudarko, selaku Ketua PPDI Banyumas. Persoalan yang dialami perangkat desa di Banyumas sifatnya menyeluruh. "Seperti di Desa Kuntili, sampai ada warga yang mendatangi perangkat desa dengan membawa senjata tajam, karena tidak kebagian BLT," ujarnya.

Belum lagi, di Desa Kedawung Kecamatan Sokaraja. Ada perangkat yang tidak berani pulang ke rumah sampai lebih dari satu bulan. Sebab, hampir tiap hari ada warga yang datang ke rumahnya, mempertanyakan kenapa dirinya tidak mendapatkan dana BLT.

"Di Kecamatan Cilongok, ada juga perangkat yang memilih mengundurkan diri karena setiap hari diteror warga gara-gara BLT," kata Prayitno menambahkan.

PURWOKERTO-Rencana pemerintah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM tak serta merta membuat semua pihak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News