Diperiksa KPK, Anas Pastikan tak Terkait Koalisi dan Konvensi

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah dalam proses perencanaan Hambalang atau proyek-proyek lainnya.
Anas sudah tiba sekitar pukul 13.00 WIB. Ia mengaku belum tahu diperiksa terkait apa. "Terkait apa saya belum tahu, yang pasti bukan koalisi, pasti bukan konvensi juga bukan soal Videotron. Ini lanjutan belum tahu apa," kata Anas di KPK, Jakarta, Senin (21/4).
Anas sempat disinggung soal laporan audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009 pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Anas mengaku masih membuat laporan itu sehingga belum bisa disampaikan hari ini. "Sudah dan sedang tapi belum selesai," ujarnya.
Anas kembali membantah memiliki perusahaan tambang batu bara. Suami Athiyyah Laila itu juga membantah soal dugaan menyimpan aset di Singapura dan punya hotel di Bali.
"Saya kan sudah bilang, bahwa saya enggak punya tambang. Kan diberita ditulis disamarkan aset. Diduga tambang punya Anas, diduga Anas punya aset 2 triiun di Singapura, diduga Anas punya hotel di Bali. Kan sudah saya bilang itu bohong, tapi tetap dinaikkan dibuat berita. Nah itu tanggungjawab dunia akhirat," tandas Anas.(gil/jpnn)
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diperiksa sebagai tersangka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Restu Widiyantoro Diharapkan Memperkuat PT Timah dengan Profesionalisme
- LPPOM Fasilitasi Lebih dari 100 Penggilingan Daging Halal di 19 Provinsi
- KPK Periksa WN Korsel di Seoul Terkait Kasus Suap PLTU Cirebon
- Waka MPR Lestari Moerdijat Ungkap Perlunya Identifikasi Masalah Perempuan dengan Tepat
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan