Dirgahayu TNI AU, Catatan soal Alutsista Masa Kejayaan AURI Tempo Dulu

Dirgahayu TNI AU, Catatan soal Alutsista Masa Kejayaan AURI Tempo Dulu
Tim Aerobatik Jupiter TNI Angkatan Udara saat memamerkan kemampuannya dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) TNI AU ke-71 di Lanud Hali Perdana Kusuma, Minggu (9/4). Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.Com

Namun, kekuatan sebesar itu susut setelah negara-negara Blok Timur menghentikan pasokan suku cadang untuk pesawat AURI.

Keputusan itu merupakan reaksi atas langkah ABRI menyikat pihak-pihak yang dianggap terlibat G30S/PKI.

Hendro menjelaskan pesawat buru sergap MiG-21F-13 yang mampu terbang dengan kecepatan melebihi 2 Mach pada ketingian 60 ribu kaki mengalami akhir pengabdian yang memilukan.

Pada 1970, pesawat yang dilengkapi rudal K-13A atau AA-2 Atoll dan kanon NR-23 itu melakukan penerbangan perpisahan atau farewell flight.

Menurut Hendro, 4 Maret 1974 merupakan hari berkabung bagi Skadron 11.

Saat itu, skuadron yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, tersebut dibubarkan.

Skuadron itu memiliki 30 pesawat latih MiG-15/UTI/bis dan 65 pesawat tempur MiG-17F, F-4, MiG-17FP maupun Lim-5/P. Namun, semuanya dalam kondisi grounded.

Adapun saat ini, air power Indonesia di peringkat ke-27 dari 142 negara. GFP mencatat alutsista kekuatan udara TNI AU meliputi 41 pesawat tempur pencegat, 23 jet serang, 126 pesawat latih, 66 pesawat angkut, 17 pesawat bermisi khusus, 1 tanker fleet untuk pengisian bahan bakar di udara (air refueling), 173 helikopter, dan 15 helikopter serang.

Hari ini (9/4) TNI AU berulang tahun ke-76. Berikut catatan soal alutsista di masa kejayaan AURI tempo dulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News