Disayangkan, BI-Pemerintah Tak Kompak Soal Redenominasi
Rabu, 04 Agustus 2010 – 20:02 WIB
Hanya saja Latif juga mengakui, untuk redenominasi memang perlu berbagai tahapan dan harus memnuhi persyaratan. Untuk Indonesia, saat ini dinilai bukan saat yang tepat untuk melakukan redenominasi Rupiah.
Baca Juga:
"Syarat pertama, harus dilakukan saat ekonomi benar-benar stabil. Kita sekarang ini tidak cocok karena inflasi kita masih agak mengkhawatirkan. Kedua, kita mengkhawatirkan kemampuan BI untuk melakukan sosialisasi. Kita tahu, selama ini banyak kebijakan BI yang tidak tersosialisasikan dengan baik misalnya kalau ada peredaran uang baru," kata Latif.
Bila tidak disosialisasikan dengan baik, dikhawatirkan respon masyarakat terhadap redenominasi bisa disalahartikan, sehingga akan berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. "Ada kemungkinan masyarakat mempunyai konsep yang salah mengenai hal ini. Apalagi masyarakat kita masih banyak tamat SD. Bisa saja masyarakat nanti mendefinisikan itu sebagai sanering (pemotongan nilai). Itu akan bahaya, karena nanti saya yakin masyarakat akan senang menyimpan barang dibandingkan dengan uang. Artinya inflasi akan muncul," ulasnya.
Selain itu Latif juga mengatakan bahwa realisasi redenominasi membutuhkan koordinasi yang solid antara BI dengan Pemerintah. Sayangnya, saat BI mengumumkan wacana redenominasi justru pihak Pemerintah dengan tegas membantah jika wacana itu telah dikoordinasikan.
JAKARTA — Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam mengatakan bahwa penyederhanaan nilai Rupiah atau redenominasi
BERITA TERKAIT
- Integrasi Tradisi dan Inovasi jadi Kunci Mirah Investment & Development untuk Terus Tumbuh
- GovTech Segera Diluncurkan, Peruri Siap Kawal Transformasi Digital
- Gelar Aceh Muslim Fashion Festival di Jakarta, Pemda Berharap Go International
- Cara Gampang Menganalisis Catatan Keuangan di BRImo, Begini
- DANA Terus Mengalami Pertumbuhan Positif
- Hadir di Shopee Mall, Queen Jaya Perluas Jangkauan Pasar