Ditelepon, Komandan Militer Bilang Rute Sudah Aman

Ditelepon, Komandan Militer Bilang Rute Sudah Aman
MAYAT - Proses evakuasi korban pembantaian di Maguindanao, Filipina, yang sebagian di antaranya adalah jurnalis. Foto: Xinhua/Jes Aznar.
Toto tak berangkat sendiri karena sebelumnya dia telah berkali-kali menerima ancaman yang dia klaim berasal dari pendukung incumbent Andal Ampatuan Sr. Kalau nekat ke Shariff Aguak, dia bakal dibantai. Andal Ampatuan memang berniat mencalonkan putranya yang menjabat Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) Zaldy Ampatuan sebagai pengganti dirinya pada pemilihan tahun depan.

Akhirnya Toto memutuskan mengirim rombongan perempuan. "Karena, menurut tradisi kami (muslim Mindanao), wanita muslim harus dihormati. Mereka tak boleh disakiti seperti halnya anak-anak dan warga sepuh," kata Toto.

Para perempuan yang diutus Toto pun sama sekali tak menunjukkan rasa takut. Eden Mangudadatu, kakak kandung Toto yang juga Wakil Walikota Mangudadatu, bahkan terlihat sangat antusias. "Ini adalah gerakan perempuan. Mari membantu para pria kita membangun masa depan lebih baik bagi provinsi ini," katanya.

Toto sebenarnya sudah meminta bantuan pengawalan ke kepolisian regional ARMM, tapi ditolak. Begitu juga ketika permintaan yang sama diajukan ke Angkatan Darat Filipina. Karena yakin dengan kekuatan media, Toto pun berpaling kepada kami. Diorganisasi oleh Henry Araneta, reporter Radio DZRH, terkumpullah ke-37 wartawan tadi.

Pindah mobil saat mengisi bensin, menghindarkan Aquiles Zonio dari pembantaian di Maguindanao. Berikut kesaksian wartawan Philippines Daily Inquirer

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News