Doa Ibu yang Membuat Saya Menang

Doa Ibu yang Membuat Saya Menang
Muhammad Misbakhun. Foto: Ridlwan/Jawa Pos/dok.JPNN

Lalu saya berpikir lagi anehnya ketika saya ditahan, surat penahanan saya habis, harusnya saya dikeluarkan atau diperpanjang suratnya tapi mereka tidak. Saya sudah berusaha, tapi kita kan di penjara. Dua kali surat penahanan saya habis, tapi saya tetap dipenjara. Saya tidak bisa melakukan apapun saat itu.

Saya juga mengalami pengadilan bertele-tele dengan waktu yang diulur-ulur, saksi yang tidak datang. Dan kita sendiri sebagai terdakwa tidak dijemput untuk ikut sidang. Saya lalu berpikir, ini saya harus bertarung dalam permainan oleh penguasa. Akhirnya saya terima dengan semua keadaan itu dan bersabar. Saya makin mengerti bahwa saya berada di sisi orang yang mengkritisi pemerintah. Kalau berhadapan dengan penguasa, seakan-akan mereka ingin memberikan pelajaran pada saya bahwa ini lho resiko menghadapi pemerintah. Padahal saat itu posisi saya masih menjadi anggota dewan.


Bagaimana keluarga saat Anda terjerat kasus itu?

Waktu didera berbagai serangan seperti itu, yang saya ingat adalah keluarga saya. Alhamdulilah istri dan anak saya bisa menerima. Anak-anak saya yang masih kecil. Tapi untungnya mereka bisa menerima keadaan ini dan mereka kuat. Saat saya bebas pun anak dan istri saya juga berpesan agar saya selalu berhati-hati.


Selama di penjara dari adakah dari teman-teman Anda di PKS datang mengunjungi?
Beberapa teman PKS juga datang, dan bukan hanya dari PKS. Teman-teman dari partai lain juga datang. Ada yang dari Golkar, PDIP dan Gerindra, datang menjenguk saya. Hanura juga. Yang paling memberatkan saya adalah, ketika pertama kali saya ditahan permohonan penangguhan saya yang dijamin oleh beberapa teman anggota DPR RI ditolak. Baik oleh polisi maupun pengadilan. Saya akhirnya harus siap dengan semua itu. Kalau menjenguk mereka membawa banyak buku untuk saya membaca. Yunarto Wijaya (pengamat politik dari Charta Politica) juga datang dan membawakan buku politik untuk saya.  Jadi ketika bebas dari penjara, bukan pakaian yang banyak yang saya bawa tapi buku yang banyak sekali.


Tanggapan keluarga Anda saat mengetahui putusan bebas?
Keluarga istri dan anak-anak saya sangat bahagia. Anak saya bahkan mengingatkan saya agar berhati-hati nanti. Istri dan anak-anak mengingatkan saya untuk tetap rendah hati. Saya juga memberitahu orangtua saya, ibu saya terutama. Saya menang. Ibu saya sampai hari ini pun, beliau tidak percaya bahwa saya bersalah. Saya meyakini bahwa doa ibu saya lah yang membuat saya terlepas dari jerat ini. Setiap saya telepon beliau dan saya dikunjungi beliau, beliau selalu menanyakan keadaan saya bagaimana dan kenapa kamu bisa diperlakukan seperti itu. Ibu saya juga mengalami proses yang berat ketika saya diputuskan bersalah dan masuk penjara, dari lingkungan dan keluarga. Tapi ibu saya tetap percaya dengan keteguhan hatinya bahwa saya tidak bersalah. Keyakinan itulah yang mungkin doa ibu saya didengar. Ya saya bersyukurlah. Apalagi yang bisa kita ungkapkan kalau bukan doa sujud syukur. Saya berterimakasih pada Hakim Agung di MA yang memutus perkara ini secara adil dan benar. Ini mengangkat citra MA dan Ketua MA yang baru. Dulu saya diputus bersalah di kepemimpinan ketua MA lama. Ini jadi poin bahwa Mahkamah Agung berani memutus putusan yang benar dan adil.

MUHAMMAD Misbakhun, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI dari Fraksi PKS, kini kembali mengekspresikan sikap politiknya setelah hampir dua tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News