Dokter Hasto Ingatkan Masyarakat Tak Salah Paham soal Pendidikan Seksual Dini

Dokter Hasto Ingatkan Masyarakat Tak Salah Paham soal Pendidikan Seksual Dini
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Foto: Tangkapan layar saat webiner/ANTARA/Prisca Triferna

Pada bagian lain arahannya, Dokter Hasto   menyampaikan sejumlah data terkait capaian BKKBN di 2023, yang menunjukan hasil kinerja cukup baik. Hal ini terlihat dari realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN 2022 dibandingkan 2023.

Capaian itu di antaranya penurunan unmet need KB dari 14,7% pada tahun 2022 menjadi 11,5% di tahun 2023; peningkatan mCPR dari 59,4% menjadi 60,4%.

Berikutnya, peningkatan PA MKJP dari 22,2% menjadi 23,6%; penurunan angka putus pakai pemakaiaan kontrasepsi  dari 21,6% menjadi 20,3%; serta penurunan ASFR 15-19 tahun dari 22,8 kelahiran menjadi 19,7 kelahiran.

"Profil tahun 2022 ini, kita diselamatkan oleh adanya momentum-momentum seperti pelayanan KB sejuta akseptor, _World Contraception Day_ (WCD), pelayanan KB dalam rangka Hari Ibu," terang dokter Hasto.

Mencermati capaian program, Dokter Hasto mengatakan kegiatan pelayanan KB  dengan memanfaatkan momentum  ternyata meningkatkan kepesertaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sekitar 10,05%.

"Jadi, ayolah KB momentumnya lebih kepada MKJP, ya," ujarnya.

Dokter Hasto juga menegaskan pentingnya KB. Dia mengatakan KB  bukan semata-mata alat kontrasepsi. KB memiliki banyak program, seperti bagaimana persiapan nikah, bagaimana saat hamil, bagaimana mengatur jarak kehamilan, bagaimana membangun keluarga.

"Selain itu, KB juga mampu mencegah stunting," jelasnya.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan pengenalan seksualitas pada anak diawali dengan mengenalkan organ reproduksi, bukan sekadar hubungan pria dan wanita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News