Donald Trump Sudah Hancur, Kim Jong Un Masih Belum Puas

Donald Trump Sudah Hancur, Kim Jong Un Masih Belum Puas
Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un. Foto: Reuters

jpnn.com, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan bahwa Amerika Serikat tetaplah musuh terbesar yang harus ditundukkan. Dia juga meyakini, Washington akan tetap mempertahankan kebijakan-kebijakan zalimnya, meski Donald Trump sudah terusir dari Gedung Putih.

dan mengatakan kebijakan permusuhan Washington terhadap Korea Utara tidak akan berubah terlepas dari siapa yang menempati Gedung Putih, media negara melaporkan pada Sabtu.

Berbicara di kongres partai di Pyongyang beberapa hari sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat, Kim mengatakan bahwa mencabut kebijakan bermusuhan itu akan menjadi kunci bagi hubungan Korea Utara - AS, kantor berita negara KCNA mengatakan.

"Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan kembali untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami," kata Kim pada Jumat, menurut laporan KCNA mengenai sambutannya.

"Tak masalah siapa yang berkuasa di AS, watak sejati AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," kata Kim, bersumpah untuk memperluas hubungan dengan "pasukan anti imperialis, independen" dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir. .

Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden menolak berkomentar.

Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai "bajingan" selama kampanye pemilihan, dan pada 2019 Korea Utara menyebut Biden sebagai "anjing gila" yang perlu "dipukuli sampai mati dengan tongkat."

Kim melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS Donald Trump dan keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat, tapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menegaskan bahwa musuh paling utama bukanlah Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News