Donald Trump Sudah Hancur, Kim Jong Un Masih Belum Puas

Donald Trump Sudah Hancur, Kim Jong Un Masih Belum Puas
Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un. Foto: Reuters

Biden mengatakan pada Oktober bahwa dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat bahwa Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.

Bulan lalu Kurt Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia Timur di bawah Obama dan dipandang sebagai salah satu kandidat untuk posisi kebijakan teratas Asia di bawah Biden, mengatakan pemerintah AS yang akan datang harus membuat keputusan awal tentang pendekatan apa yang akan diambil dengan Korea Utara dan tidak mengulangi penundaan era Obama.

Kim menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan pesawat pengintai nirawak.

Dia juga mengatakan penelitian mengenai kapal selam nuklir hampir selesai.

Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya, kata Kim, tapi menyerukan untuk memperluas persenjataan nuklir negara itu, termasuk kemampuan serangan "mendahului" dan "pembalasan" dan hulu ledak dalam berbagai ukuran.

Selain AS dan kebijakan pertahanan, Kim juga berbicara panjang lebar tentang proposal untuk rencana ekonomi lima tahun baru yang akan diumumkan di kongres, yang menurutnya akan terus fokus pada pembangunan ekonomi independen.

"Benih dan tema dasar rencana pembangunan ekonomi lima tahun baru masih kemandirian dan swasembada," ujarnya.

Di antara rencana tersebut adalah membangun pabrik baja hemat energi, secara signifikan meningkatkan produksi barang kimia untuk membuat industri mandiri, memproduksi listrik, dan mengamankan lebih banyak tambang batu bara, kata Kim.

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menegaskan bahwa musuh paling utama bukanlah Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News