Dua Bayi di Kota Batam Ini Alami Gizi Buruk, Memprihatinkan Sekali...

Dua Bayi di Kota Batam Ini Alami Gizi Buruk, Memprihatinkan Sekali...
Salah satu bayi yang mengalami gizi buruk di kota Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

Namun entah mengapa, saat umurnya menginjak empat bulan, bobot anaknya tak pernah naik. Karena kebingungan, akhirnya Rupiah memberikan makanan berupa bubur. "Saya bingung. Saking bingung saya kasih bubur dan nasi yang diulek," ucapnya.

Akibatnya, Maulana mengalami susah buang air besar. Saat itu, Rupiah mengaku memberikan bubur tersebut selain alasan agar tubuh anaknya normal juga karena produksi asinya kurang lancar. Bahkan sangat kurang. "Mungkin karena faktor umur juga, makanya ASI saya gak lancar," kata perempuan asal Tanjungpinang ini.

Meski tahu anaknya kurang gizi, ia tidak langsung membawa anaknya ke rumah-sakit maupun ke puskesmas. Maulana sendiri hidup di keluarga dengan ekonomi sangat minim. Penghasilan kedua orangtuanya sangat terbatas untuk membawanya berobat ke rumah sakit. Sutrisno, ayah Maulana hanya bekerja sebagai tukang antar air galon isi ulang, sedangkan Rupiah ibu rumah tangga. Sementara, mereka harus menghidupi keempat anaknya.

Mereka pun menjalani kehidupan yang serba pas-pasan. Gaji yang tak seberapa itu hanya bisa digunakan untuk kebutuhan makan dan membayar rumah kontrakannya. "Tapi Alhamdulillah, Maulana sedang dibuatkan BPJS. Insha Allah dalam waktu dekat akan kembali diperiksa," tuturnya.

Sementara itu, Wiska, dari Nias, Sumatera Utara yang baru dua minggu tinggal di Batam dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah. Wiska kini beratnya hanya 6 kg.

Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, kurangnya pengetahuan orangtua menjadi faktor penyebab gizi buru, seperti pemberian makan yang terlalu dini, sehingga membuat terganggunya pencernaan bayi. Akibatnya, bayi tumbuh tapi tidak sebanding dengan usianya. "Berat badannya menurun, dan kondisi kesehatan bayi memburuk," kata Didi, Kamis (10/8) lalu.

Faktor lain penyebab gizi buruk, sambung, yakni kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yang benar, dan faktor ekonomi orangtua bayi, dan infeksi penyakit pada balita yang mengakibatkan asupan makanan berkurang.

Didi menyebutkan, balita dikatakan gizi buruk dan kekurangan gizi jika berat badannya tidak sesuai kriteria umur dan tingginya, dengan ciri badannya terlihat kurus. Penderita gizi buruk harus mendapatkan perawatan agar bisa mendapatkan berat badan yang sesuai dengan usianya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam menemukan dua kasus bayi yang mengalami gizi buruk atau malnutrisi tahun ini. Dua bayi tersebut, yakni Wiska

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News