Dukungan Warga Turun, Obama Diramal Bakal Kalah

Dukungan Warga Turun, Obama Diramal Bakal Kalah
Dukungan Warga Turun, Obama Diramal Bakal Kalah
Stimulus ekonomi yang dia luncurkan pada Februari 2009 pun gagal memangkas angka pengangguran yang naik pasca krisis global. Jika Juni tahun lalu Obama yakin atas pertumbuhan ekonomi AS, saat ini fakta bicara sebaliknya. Pekan lalu, dia menarik kembali kalimat optimistisnya soal pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam. Dia juga harus mengakui kegagalan program ekonomi yang dia terapkan. "Paket bantuan ekonomi tidak berjalan maksimal. Tak seperti yang kita harapkan," katanya saat itu.

Pengakuan tersebut membuat popularitas Obama turun. Rabu lalu, jajak pendapat Bloomberg mencatat dukungan terhadap pemimpin kelahiran Hawaii itu hanya sebesar 34 persen. Itu dukungan terendah bagi Obama sejak pertama kali menjabat presiden. Selama ini, dukungan terendah untuk tokoh Partai Demokrat itu selalu berada pada kisaran 44 persen.

Menurut Rove, angka pengangguran menjadi salah satu faktor yang paling menentukan masa depan presiden di AS. "Presiden terakhir yang terpilih kembali meski angka pengangguran di atas 7,2 persen adalah Franklin Delano Roosevelt (FDR). Itu terjadi pada 1936," ungkapnya. Pasca kepemimpinan FDR, tak ada presiden yang kembali terpilih saat pemerintahannya mencatat angka pengangguran di atas 7,2 persen.

Selain ekonomi, terutama angka pengangguran, Obama juga bermasalah dengan para pemilik suara. Kaum Yahudi AS dikabarkan kecewa atas kebijakan dia terhadap Israel. Apalagi, belum lama ini Obama memberikan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina. Dengan tegas, dia malah mendukung batas wilayah Israel dan Palestina yang ditetapkan sebelum 1967. Keputusan itu merugikan Israel karena Tepi Barat dan Jalur Gaza masuk wilayah Palestina.

NEW YORK - Obama sengaja menjadikan agenda penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebagai fondasi menuju pemilu presiden (pilpres) 2012. Kebijakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News