Dulu Gatot Janji kalau Menang Balik ke Sini Lagi, Eh…gak Datang, Masuk KPK

Dulu Gatot Janji kalau Menang Balik ke Sini Lagi, Eh…gak Datang, Masuk KPK
Pasogit Limbong di lokasi sumur tempat sumber air Aek Sipitu Dai di Samosir (29/6). Foto: MASRIA PANE/Jawa Pos

Sedangkan pancuran pertama di area perempuan berkhasiat untuk anak bayi yang belum punya gigi. Yang ketiga buat perempuan hamil. Dan, keempat, untuk bidan.

Antara pancuran pertama dan kedua, terdapat jarak yang cukup jauh. Ada sebuah batu besar yang memisahkannya.

Menurut Pasogit, itu tempat pakaian kalau mau mandi. Namun, hanya perempuan yang tidak ingin hamil lagi yang diperbolehkan meletakkan pakaian di sana.

’’Yang hamil nggak boleh. Kalau nggak, bayinya nggak keluar. Gitu juga kalau yang gadis, nggak bisa hamil kalau pakaiannya diletakkan di sana,’’ terangnya.

Sebelum keluar dari pancuran areal perempuan, Pasogit menunjukkan batu lainnya. Batu itu untuk mengolah jeruk purut dan kelapa jamuran menjadi sampo dan sabun.

’’Di sini ditumbuk-tumbuk sampai halus jeruk purut sama kelapa jamuran tadi,’’ terangnya.

Orang Batak di sana dulu memang tidak mengenal sampo dan sabun. Karena itu, jeruk purut dan kelapa jamuran itulah yang digunakan saat mandi.

Samosir, tempat Aek Sipitu Dai berada, adalah pulau di tengah Danau Toba. Dari Tomok, menuju sumber air tersebut, tak ada kendaraan khusus. Biasanya disarankan menyewa mobil atau motor.

Konon, air dari Aek Sipitu Dai punya kasiat cukup beragam. Mulai untuk bayi, enteng jodoh, kehamilan, sampai karir. Dua tahun terakhir pintu masuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News