Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa

Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa
Edi Setiawan di Mpanau, Sigi. Foto: EDI SUSILO/JAWA POS

Masing-masing dilalui lewat proses yang tak mudah. Kakinya, misalnya, sering menginjak paku rumah yang menganga. Belum lagi harus menahan bau mayat yang sudah membusuk karena sudah lebih dari 24 jam tidak dievakuasi.

”Ini kaki saya masih pincang karena tertusuk paku di lokasi pencarian,” terangnya.

Saking sibuknya, dia pun baru bisa menemukan sang ibu, kakak, dan dua adiknya setelah tiga hari gempa berlangsung. ”Saya baru tahu mereka juga selamat ketika mencari di tempat pengungsian,” jelasnya.

Tapi, Edi belum akan berhenti. Kepada Jawa Pos yang menemuinya di Mpanau, dia menunjuk gundukan lumpur seluas lebih dari 2 hektare. Banyak tanda mayat yang membusuk di sana.

Dia akan bergabung dengan tim Basarnas untuk mengevakuasi jenazah-jenazah tersebut. ”Saya akan membantu sampai warga desa ditemukan semua,” tutur lelaki yang setia mengenakan ikat kepala dari kain hijab sang istri itu. (*/c10/ttg)


Edi Setiawan merupakan korban gempa dan tsunami di Kota Palu, namun berkomiten terus mencari korban, mengavekuasi mayat-mayat.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News