Ekonomi vs Politik

Oleh Dahlan Iskan

Ekonomi vs Politik
Dahlan Iskan.

Saya lupa siapa yang mengucapkan itu. Namun kalimat itu sangat terkenal. Yang menunjukkan betapa Pak Harto memilih tim ekonominya yang teknokrat asli. Yang menunjukkan betapa Pak Harto 'tunduk' pada para ekonom itu.

Beliau rupanya menyadari lemah di bidang itu. Hanya lulusan SMP. Kariernya pun terus di militer.

Saya yakin Pak Harto juga tidak paham rumus "tabungan dikurangi investasi = ekspor dikurangi impor" itu. Awalnya. Padahal pelaksanaan rumus seperti itulah yang bisa memajukan perekonomian negara.

Juga bisa dipakai untuk memahami mengapa terjadi perang dagang. Dan bagaimana hasilnya kelak.

Presiden Donald Trump adalah konglomerat besar. Tahu ekonomi sangat banyak. Namun ia tidak termasuk ahli ekonomi. Bukan teknokrat.

Kebijakan perang dagangnya dinilai sebagai bukti bahwa ia bukan teknokrat. Bukan ahli ekonomi makro.

Memang 'musuh' ekonom bukan hanya politisi, tetapi juga para pelaku bisnis. Para aktivis ekonomi mikro. Yang orientasinya lebih pendek. Dan lebih mikro.

Misalnya: Presiden Trump mengeluhkan defisit neraca perdagangan. Yang memang luar biasa besarnya. Dan sudah luar biasa lamanya.

Memang 'musuh' ekonom bukan hanya politisi, tetapi juga para pelaku bisnis. Para aktivis ekonomi mikro. Yang orientasinya lebih pendek. Dan lebih mikro.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News