Ekspor Kepri Turun Sebesar 2,34 Persen Menjelang Pemilu

"Banyak perusahaan yang memindahkan pabrik manufakturnya dari Tiongkok ke tempat lain termasuk Batam. Kabarnya Vietnam yang berbatasan langsung dengan Tiongkok sudah kewalahan menampung limpahan industri dari Tiongkok. Jadi ini sebuah kesempatan besar," katanya lagi.
Namun, meskipun menjadi sasaran pabrikan dari Tiongkok, Batam tetap punya kelemahan. Di Tiongkok, pabrikan utama bersanding harmonis dengan pabrikan pemasok komponen dan bahan baku. Sehingga biaya produksi sangat murah. Sedangkan di Batam tidak seperti itu.
"Kalau tak punya industri penghasil bahan baku, maka biaya produksi akan tinggi karena harus impor bahan baku dari luar negeri. Di Tiongkok sudah semua. Coba di Batam dibangun supply chain industry, pasti daya tariknya akan semakin meningkat," ucapnya.
Kemudian, persoalan birokrasi juga harus dibenahi, contohnya soal urusan ekspor impor. Investor harus mengurus izin pemasukan barang ke Kementerian Perdagangan di Jakarta. Jika barangnya terkait dengan kesehatan, maka harus mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. Ini butuh waktu yang lama.
"Sebuah perusahaan punya banyak pabrik di masing-masing negara yang ada kawasan perdagangan bebasnya. Mereka akan membandingkan perlakuan di masing-masing negara tersebut," ungkapnya.(leo)
Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat nilai ekspor Kepulauan Riau (Kepri) pada Maret 2019 turun sebesar 2,34 persen dibanding Februari. Nilainya sebesar 736,84 juta Dolar Amerika.
Redaktur & Reporter : Budi
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Suplemen Ternak Pangkalan Bun Tembus Pasar Belanda, Bea Cukai Sampaikan Komitmen Ini
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Bea Cukai Dorong Potensi UMKM di Banyuwangi & Belitung Tembus Ekspor Lewat Asistensi
- Ini Upaya Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan Perusahaan Berstatus AEO di 2 Daerah Ini