Elektronik Impor Bebas Masuk
Selasa, 19 Oktober 2010 – 03:53 WIB
Sebaliknya, menurut Ali, produsen elektronik lokal dari waktu ke waktu mengalami peningkatan ongkos produksi sehingga kesulitan menentukan harga yang bersaing. "Barang impor akan lebih murah. Itu yang membuat kekhawatiran deindustrialisasi bisa lebih cepat," ucapnya.
Baca Juga:
Satu-satunya jalan membendung produk elektronik impor agar lebih teratur dan tetap menjaga persaingan usaha di dalam negeri adalah dengan menerapkan SNI. Akan tetapi SNI itu sendiri belum bisa cepat berlaku sehingga kondisi tersebut harus diterima semua kalangan. "Pada intinya, barang impor akan membanjir dan industrinya bisa terdesak lama-lama. Atau jalan lainnya industri jadi trader (pedagang, Red.)," ungkapnya.
Ali memberikan analogi bahwa tidak mungkin petani menanam padi di musim kering. Bisa gagal panen. "Pasti kan pilih tanam jagung. Ya begitu juga lah di sini (elektronik). Yang bikin musim kan pemerintah," paparnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (plt) Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, mengatakan tidak perlu terjadi kekhawatiran berlebih karena produsen elektronik, terutama perusahaan besar sudah menanamkan investasi besar sehingga tidak akan beralih jadi pedagang. "Mereka tidak akan korbankan investasinya, mesin, dan tenaga kerja yang ada. Mereka punya komitmen," ucapnya, kemarin.
JAKARTA - Perang harga produk elektronik segera terjadi. Pada awal tahun 2011 pasar dalam negeri akan dijejali barang impor seiring dengan pemberlakuan
BERITA TERKAIT
- 5 Lokasi Pelayanan SIM Keliling Hari Ini
- JIP Dukung UPRS VI Gelar Pelatihan & Bazar UMKM Rusunawa Jakarta
- BTN Raih Best Savings Bank Award 2024 di Thailand
- Nasabah BTN Jadi Korban Investasi Bodong, Pengamat Perbankan Merasa Heran
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Berhati-Hati Terhadap Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun