Empon-Empon

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Empon-Empon
Terawan Agus Putranto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Di mana-mana sekarang lagi banyak dijumpai baliho bergambar Puan Maharani dengan narasi ’Kepak Sayap Kebhinnekaan’.

Di Magelang, Jawa Tengah, seorang pedagang angkringan ikut viral karena balihonya yang lucu dengan narasi ‘Kepak Sayap Empon-Empon’.

Empon-empon adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk rempah-rempah dan bumbu-bumbuan yang biasa dipakai untuk memasak dan membuat jamu. Orang Jawa tidak akan bisa lepas dari empon-empon, karena setiap masakan pasti memakai empon-empon.

Baca Juga:

Rempah-rempah menjadi khazanah kekayaan Nusantara yang sangat berharga. Tidak ada negara di dunia yang mempunyai kekayaan rempah-rempah sehebat Indonesia.

Kekayaan itulah yang membuat bangsa-bangsa Eropa di masa lalu berpetualang ke Indonesia untuk mencarinya. Rempah-rempah itulah yang membuat bangsa Eropa datang ke Nusantara untuk memperolehnya dengan harga sangat mahal.

Pada mulanya mereka datang dengan damai. Namun, pada akhirnya mereka menggunakan kekuatan senjata untuk mengalahkan penduduk pribumi dan merampas kekayaan rempah-rempah Nusantara.

Baca Juga:

Di Eropa, rempah-rempah menjadi komoditas yang dianggap sebagai emas. Bangsa-bangsa Eropa memperebutkannya dengan mempergunakan senjata. Mereka menjajah dan menguasai Nusantara untuk mengeksploitasi rempah-rempah dan menjadikan negara-negara Eropa kaya raya.

Empon-empon dan rempah-rempah adalah kekayaan lokal Indonesia yang tidak ternilai harganya sampai sekarang. Bukan hanya nilai ekonominya yang tinggi, tetapi nilai budaya dan peradaban yang terkandung dalam rempah-rempah jauh melampaui nilai budaya Eropa. Peradaban tradisional Nusantara jauh melampaui peradaban modern Eropa.

Suara perlawanan tidak akan berhenti. Terawan boleh dibungkam, tetapi perlawanan secara terbuka maupun klandestin jalan terus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News