Enam Keputusan untuk Bali

Enam Keputusan untuk Bali
Enam Keputusan untuk Bali
Keputusan cepat menambah kabel bawah laut ini ada latar belakangnya. Sebenarnya sudah ada rencana lama, lamaaa sekali, bahwa PLN akan membangun jaringan 500 kv tapi tidak di bawah laut. Melainkan di udara. Saya minta program ini didiskusikan lagi. Saya ingin melihat mungkinkah bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Ternyata diskusi-diskusi kabel udara menuju Bali ini penuh dengan pro-kontra. Sebab untuk menyeberangkan transmisi itu di atas Selat Bali perlu infrastruktur khusus. Perlu dibangun tower gigantik di sisi Banyuwangi dan di sisi Gilimanuk. Tinggi tower itu harus antara 350 sampai 400 meter.

Saya langsung membayangkan tingkat kesulitan dan resikonya. Maka langsung saja rencana itu saya batalkan. Lebih cepat dan realistis kalau lewat bawah laut. Saya minta lima orang dari bagian perencanaan untuk segera belajar ke Tiongkok. Di Tiongkok baru saja selesai pemasangan kabel bawah laut dari propinsi Guangdong ke Pulau Hainan sejauh 44 Km. Sedang Selat Bali ini hanya 4 Km. Maka kabel bawah laut di Selat Bali bisa ditenderkan. Pemenangnya dari Eropa.

Keputusan keempat adalah bagaimana agar proyek PLTU yang sudah macet tiga tahun itu bisa berjalan kembali. Karena itu Senin sore kemarin saya paksakan melihat lokasi ini. Jaraknya tiga jam berkendaraan dari Tampak Siring menuju ke pantai utara Bali. Beruntung, investor proyek ini sangat kooperatip. Mau menceritakan apa saja kesulitan yang dihadapi. Terutama dalam menggandeng partner. Padahal begitu banyak investor yang datang ke PLN yang ingin membangun PLTU di Indonesia. Tinggal pilih salah satunya.

DI sela-sela acara retreat tiga hari di Istana Tampak Siring, Bali (Senin-Rabu) ini  saya sempat “mencuri” waktu melihat proyek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News