Enam Tahun Lumpur Lapindo, Derita Tak Kunjung Sirna
Senin, 28 Mei 2012 – 05:25 WIB
SEJAK 16 April lalu, lebih dari 2.000 orang secara bergantian memblokade tanggul lumpur di titik 25, Porong, Sidoarjo. Mereka adalah warga korban semburan lumpur pertama dari Desa Renokenongo, Jatirejo, Siring, dan Glagaharum, Kecamatan Porong, serta warga Desa Kedungbendo dan Ketapang, Kecamatan Tanggulangin. Selama blokade, warga melarang truk-truk BPLS masuk. Praktis selama enam minggu belakangan sama sekali tak ada penguatan tanggul. Padahal, tanggul di sisi Ketapang (sisi selatan) sudah dirembesi air dari lumpur. Karena itu, bila tak segera ada perbaikan, tinggal menunggu waktu saja tanggul jebol.
Meski menjadi korban pertama yang terusir dari kampung halaman sejak 2006, hingga kini proses ganti ruginya belum tuntas. Padahal, proses ganti rugi kepada rekan-rekan mereka yang kampungnya tenggelam belakangan malah sudah banyak yang beres.
Baca Juga:
Sebagai bentuk protes, mereka memblokade tanggul lumpur. Mereka juga mengutip tarip masuk bagi pengunjung yang ingin melihat pusat semburan dari dekat. "Namanya juga tidak ada kerjaan. Jadi satu-satunya penghasilan ya dari sini," kata Hartoyoso, warga Kedungbendo yang ikut dalam aksi itu.
Baca Juga:
SEJAK 16 April lalu, lebih dari 2.000 orang secara bergantian memblokade tanggul lumpur di titik 25, Porong, Sidoarjo. Mereka adalah warga korban
BERITA TERKAIT
- Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Berkolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan
- Simposium Jantung & Orthopedi Siloam Hospitals Jadi Momentum Bertukar Ilmu
- Wujudkan Indonesia Emas 2045, Bamsoet Tegaskan Pentingnya Kepemimpinan Berkelanjutan
- Brigadir RA Tewas, Sang Komandan Disentil Kompolnas
- Ada Potensi Terjadi Kejahatan dari Rekam Jejak Digital, Hati-Hati
- MPR Dorong Pemerintah Blokir Gim Daring Mengandung Kekerasan