Eropa Krisis, RI Siap Beli Alat Militer Bekas
Jumat, 11 November 2011 – 03:32 WIB
Namun dalam ratas tersebut, lanjut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, pembelian tersebut tidak melebihi pagu anggaran yang sudah ditetapkan, yakni USD 6,5 miliar. Angka itu ditetapkan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah 2010-2015.
Saat ini, menurutnya, tengah diinventarisasi kebutuhan dari TNI dan Polri. Presiden memersilakan tiap-tiap matra mengajukan usulan kebutuhannya. Nantinya akan disesuaikan dengan anggaran yang disiapkan. "Intinya, amplopnya tetep USD 6,5 miliar karena itu adalah baseline," kata mantan menteri ESDM itu.
Dalam ratas itu juga dibahas pengembangan industri kendaraan taktis (rantis), seperti Hummer. Menurut Purnomo, pengerjaannya saat ini dilakukan oleh PT Pindad secara joint production dan akan selesai dalam beberapa bulan mendatang.
Dalam pengantar saat membuka ratas, SBY kembali berpesan untuk menggunakan alutsista produksi industri pertahanan dalam negeri jika memang sudah bisa diproduksi sendiri. Namun jika belum bisa membuat sendiri, bisa dilakukan kerjasama dengan negara lain. Misalnya produksi atau riset bersama. "Dengan demikian, benefit ekonomi kita dapatkan, transfer teknologi juga terjadi. Sehingga pada saatnya nanti kita bisa produksi sendiri dalam negeri," katanya.
JAKARTA - Krisis yang dialami sejumlah negara di Eropa dimanfaatkan pemerintah untuk menambah kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista). Rencananya,
BERITA TERKAIT
- 14 Warga Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Luwu
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Ternyata Perincian Formasi Belum Beres, Ini Datanya
- 5 Berita Terpopuler: Penting! Info Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK, Jadwalnya Juga Sudah Keluar
- Kemenhub Memfasilitasi Kepulangan Jenazah ABK Kapal MV Hompu 1
- Masjid JIEP Jayakarta Bakal Jadi yang Terbesar di Jakarta Timur
- Sampah Jakarta 8.200 Ton, DPRD Usulkan Tiru Singapura