Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing

Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing
Metro Moscow. Foto: Dok. Pribadi
Keenam, pada rush hour, sekitar pukul 07.30-09.30 (masih gelap gulita di Moscow), atau pukul 17.30 sampai 19.30 waktu setempat, sesaknya bukan main. Lebih dari 9 juta pasang mata memanfaatkan jalur kereta bawah tanah itu. Tetapi tertibnya, luar biasa. Waktu yang tersedia untuk menurunkan dan menaikkan penumpang hanya 30 detik saja. Tidak ada yang mengatur, saya juga tidak bisa baca tulisannya, tetapi mereka tidak saling serobot, tidak saling bertengkar, gara-gara ingin mendapatkan tempat di gerbong. Mereka kasih kesempatan yang keluar gerbong dulu, baru masuk ke kereta. Mereka sangat peduli dan disiplin dengan budaya antre.

Ketujuh, saat dibangun di era pemimpin Joseph Stalin, tahun 1931-an, panjangnya 11,6 kilometer jalur rel ganda, menghubungkan 13 stasiun, berlangsung 4 tahun. Tahun 2013 ini, ada 182 stasiun dengan panjang rel 275,6 kilometer. Dari jalur kereta sepanjang itu, hanya 18 kilometer yang berada di atas. Tiap hari, ada 3250 gerbong siap angkut. Satu Moscow Metro, terdiri dari 8 gerbong, dan mampu mengangkut 850 orang dewasa. Pada weekday, mereka bekerja 20 jam, hingga tembus mengangkut hingga 9 juta penumpang per hari.

Kedelapan, sistem tiket juga lebih simple. Lebih mudah. Tiket hanya untuk masuk stasiun, bukan untuk keluar. Jadi kalau tiket hilang di dalam kereta, si penumpang itu masih bisa keluar city hall. Berbeda dengan Jepang, Singapore, Hongkong. Harus dibawa bukti tiket itu, karena dipakai untuk keluar city hall stasiun bawah tabah.

Sungguh saya tidak mau membandingkan dengan rencana MRT metropolitan Jakarta? Yang sudah lebih dari empat tahun perencanaan, masih jalan di tempat. Terlambat sekali! “Tapi lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali?” sahut Dubes RI untuk Rusia dan Belarus, Djauhari Oratmangun. (*)

Apa yang terjadi jika kaca mobil Hammer ditembak dengan Revolver pada jarak 10 meter? Mungkin tidak tertembus peluru, tetapi kacanya retak-retak,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News