Farida dan Zaynab, 2 Perempuan Muslim yang Selamatkan Umat Kristen dari Maute

Farida dan Zaynab, 2 Perempuan Muslim yang Selamatkan Umat Kristen dari Maute
Sebuah helikopter militer Filipina terbang di atas masjid di Kota Marawi. Foto: AP

jpnn.com, MARAWI - Kehidupan aman dan tenteram warga Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao, Filipina berubah seketika. Militan Maute datang menjarah dan menguasai kota sejak Selasa (23/5) kemarin.

Di tengah ketakutan dan derita warga Marawi, tertulislah kisah heroik dua wanita muslim yang berani mengorbankan nyawa demi pemeluk agama Kristen, dari bahaya maut di tangan militan Maute.

Cerita pertama tentang Farida. Aksi keberanian Farida keluar dari penuturan Cris. Farida adalah pemilik toko senjata di Marawi, Cris salah seorang pegawainya yang sudah lama bekerja dengan Farida. Cris yang memeluk agama Kristen, tinggal bersama keluarganya di Marawi.

Di hari yang kelam itu, Cris mengingat bahwa sekelompok teroris menerobos masuk ke toko senjata tempat dia bekerja, "Mam Farida menghadapi mereka. Konfrontasi itu benar-benar dari mata ke mata yang menunjukkan keseriusan pesan dan keputusan pribadi yang ditunjukkan Mam Farida kepada orang-orang bersenjata," kata Cris seperti dilansir Inquirer.

Pemimpin kelompok tersebut memerintahkan agar semua senjata dan amunisi di tokonya itu dikeluarkan. Saat itu, si pemimpin lalu menanyai Farida tentang identitas karyawannya.

Farida lalu melangkah mundur, untuk berdiri di tengah 13 pegawainya yang meringkuk bersama di bawah ancama sepuluh teroris bersenjata. "Anda harus membunuh saya terlebih dahulu sebelum Anda bisa menyentuh mereka," ujar Farida seperti ditirukan Cris.

Cris adalah salah seorang dari 17 pegawai Farida yang bekerja di dua toko keluarga Farida di Marawi, satu di Basak Malutlut dan satu lagi di Banggolo, yang juga dijarah.

Pada awal pengepungan, 13 karyawan berada di toko Basak Malutlut sementara empat lainnya di Banggolo. Sebagian besar dari 17 karyawan telah dipekerjakan oleh Farida selama lebih dari satu dekade. Banyak yang tinggal bersama keluarga mereka di sebuah kompleks di Basak Malutlut. "Seandainya para teroris menangkap kami, pasti keluarga kami juga akan diambil," sambung Cris.

Kehidupan aman dan tenteram warga Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao, Filipina berubah seketika. Militan Maute datang menjarah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News