Fauzan Cerita Kisah Saudagar Tajir tak Takut Penjajah Belanda

Fauzan Cerita Kisah Saudagar Tajir tak Takut Penjajah Belanda
Para peserta walking tour menyempatkan diri untuk berfoto bersama di depan Klenteng Grajen, Semarang. Meski gerimis, mereka tetap ceria. Foto: SHABRINA PARAMACITRA/JAWA POS

Ada titik-titik di sepanjang kawasan itu yang menyimpan banyak sejarah. Misalnya Kampung Kulitan.

Di kampung itu, ada Tasripin, saudagar Jawa kaya raya pada zaman kolonial. Seorang tuan tanah yang tak takut kepada penjajah Belanda.

Ada cerita bahwa dia berani mengundang tamu-tamu Belanda ke rumah. Dan, saat mereka datang, dia menebar uang logam bergambar ratu Belanda di lantai rumah.

”Dia pun diprotes para tamu karena khawatir uang bergambar ratu Belanda akan terinjak-injak di lantai,” tutur Fauzan di sela penelusuran rute Jalan Mataram.

Di lain kesempatan, Tasripin kembali mengundang tamu-tamu Belanda itu. Namun, kali ini dia menebar uang logam Belanda di lantai rumah dengan posisi diberdirikan.

Maksudnya, uang-uang itu tidak bisa diinjak jika ditaruh dengan cara diberdirikan. ”Itu salah satu cerita unik mengenai karakter Tasripin,” papar Fauzan kepada 12 peserta tur kala itu.

Dia pun kemudian menunjukkan foto repro bukti kuitansi persewaan tanah milik Tasripin. ”Ini (foto, Red) sekitar awal tahun 1900-an. Ini ibarat kalau kita ngekos, kita ada perjanjian sewa dulu dengan si empunya rumah atau yang punya tanah,” jelas Fauzan di lokasi Kampung Kulitan yang dikelilingi rumah-rumah kuno yang saat ini ditinggali keturunan Tasripin.

Selain Kampung Kulitan, titik-titik yang dikunjungi saat tur rute Mataram itu, misalnya, Gereja Kristen Jawa Tengah Utara, Kelenteng Grajen, Cagar Budaya Volkstheater Sobokartti, dan Kampung Bustaman. Tiap-tiap titik pemberhentian menyimpan kandungan historis.

Di kampung itu, ada Tasripin, saudagar Jawa kaya raya pada zaman kolonial yang tak takut kepada penjajah Belanda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News