Ferdinand: Pak Jokowi, Abaikan Saja Ultimatum BEM SI

jpnn.com, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI bersama Gerakan Selamatkan KPK (Gasak) mengultimatum Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar segera membatalkan hasil tes wawasan kebangsaan (TWK), dan mengangkat pegawai KPK yang dipecat menjadi ASN.
Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean menyarankan Presiden Jokowi mengabaikan ultimatum BEM SI dan Gasak tersebut. Sebab, Ferdinand menegaskan ultimatum tersebut tidak memberikan dampak apa pun.
"Saran saya kepada Pak Jokowi yang diultimatum oleh BEM SI, abaikan saja, tak usah ditanggapi karena ultimatum itu tak akan berdampak apa-apa," kata Ferdinand melalui layanan pesan, Jumat (24/9).
Mantan politikus Partai Demokrat itu beranggapan ultimatum BEM SI hanya angin lalu.
Oleh karena itu, katanya, Presiden Jokowi pun tidak perlu berlebihan menyikapinya.
"Hanya ocehan dari kelompok kecil yang merasa besar," ungkap pria kelahiran Sumatra Utara itu.
Menurut Ferdinand, mayoritas mahasiswa Indonesia sebenarnya bersimpati kepada Jokowi.
Dia menegaskan banyak pula mahasiswa yang bertentangan dengan BEM SI yang mengultimatum Jokowi.
Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak usah memedulikan ultimatum yang diungkapkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM SI).
- KPK Ingatkan Guru & Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki
- KPK Periksa Mantan Direktur LPEI Terkait Kasus Korupsi Fasilitas Kredit
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance