Fitnah Kubu Prabowo di 2014 Masih Berdampak Sampai Sekarang

Fitnah Kubu Prabowo di 2014 Masih Berdampak Sampai Sekarang
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) Ace Hasan Syadzily dan Koordinator Media TKN Monang Sinaga. Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) Ace Hasan Syadzily mengatakan, fitnah PKI dan antiislam yang dilempar kubu Prabowo Subianto di Pilpres 2014, masih terasa sampai saat ini.

Menurut Ace, fitnah tersebut masih dianggap kebenaran oleh masyarakat terhadap Jokowi.

"Persepsi masyarakat di sana atas hoaks terhadap Jokowi itu sangat kuat terpatri di benak masyarakat kita sehingga Jokowi selalu menyampaikan klarifikasi di beberapa kesempatan. Saya kira di beberapa survei juga demikian, minimal ada sekitar lima persen yang meyakini itu. Kalau dikonversi, itu kan besar sekali, bisa sampai delapan juta (orang)," kata Ace di Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).

Kesaksian La Nyalla Mataliti, lanjut Ace, harusnya menjadi pencerahan kepada rakyat Indonesia. Betapa kubu Prabowo sangat menyukai memainkan isu fitnah di Pilpres 2014.

"Dia (La Nyalla) meminta maaf pada Jokowi, karena pada 2014 lalu menyebarkan berita hoaks yang menyebut bahwa Jokowi aktivis partai terlarang. Keluarganya berlatar belakang nonmuslim, yang itu semua hoaks," jelas dia.

Politikus Golkar ini menyampaikan, fitnah itu membuat perpecahan di antara masyarakat.

Dampaknya, Jokowi kalah di beberapa daerah termasuk Jawa Barat dan Madura. Di Madura, lanjut Ace, rakyat di sana terpapar hoaks yang didengungkan La Nyalla.

"Oleh karena itu, kami ingin menegaskan makna penting pertemuan La Nyalla dengan Kiai Ma'ruf Amin adalah kami ingin berita hoaks kampanye yang dilakukan 2014 tidak boleh terjadi lagi. Karena itu adalah sesuatu yang tidak mendidik bagi proses pendidikan politik kita," tandas Ace. (tan/jpnn)

La Nyalla menyatakan kubu Prabowo sangat menyukai memainkan isu fitnah di Pilpres 2014.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News