Fosfat Alam Dongkrak Produksi Jagung di Lahan Masam

Fosfat Alam Dongkrak Produksi Jagung di Lahan Masam
Jagung. Foto: Humas Kementan

“Pemupukan yang baik, termasuk penggunaan fosfat alam merupakan langkah strategis dalam melakukan efisiensi dan efektifitas pemupukan,” lanjut Syakir.

Produktifitas yang tinggi harus dibarengi dengan efisiensi dan efektifitas yang tinggi pula. Pupuk yang menguap, terbawa oleh air, lanjutnya, tidak efektif dalam penerapan dapat mencapai 50%.

Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan strategis nasional, karenanya pemerintah terus mendorong produksi dan produktifitas jagung nasional melalui berbagai upaya antara lain inovasi teknologi pemupukan.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Dedi Nursyamsi dalam kesempatan yang sama menuturkan, pemberian batuan fosfat alam memasok unsur hara P yang kurang tersedia di tanah masam di Indonesia. Di Indonesia terdapat lebih dari dua pertiga tanah bereaksi masam dan memiliki kadar C-organik rendah sehingga ketersedian unsur hara N P, K, Ca, dan Mg pada tanah tersebut rendah.

"Batuan fosfat mengandung P, Ca, dan Mg tinggi serta dapat meningkatkan pH. Selain itu fosfat alam tidak perlu diolah di pabrik sehingga harga lebih murah," ujar Dedi.

Sejalan dengan Dedi, Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Husnain menguraikan aspek efisiensi dan efektifitas penggunaan rock fosfat.

“Rock phosphate dapat langsung digunakan. Tidak perlu diolah di pabrik terlebih dahulu. Memiliki sifat lepas lambat (slow release), efek residu dapat bertahan 4-5 musim tanam,” pungkas Husnain.

Budiono, salah seorang petani jagung sukses asal Pleihari berbagi pengalaman cara budidaya jagung. Menurutnya pengolahan atau penyiapan lahan sangat berperan penting untuk pertumbuhan tanaman yang baik.

Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan topik Aplikasi Fosfat Alam Reaktif di Lahan Masam untuk Jagung digelar di Banjarbaru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News