Franco

Franco
Entrenador Timnas Spanyol Luis Enrique memberikan instruksi. Foto: Twitter@EURO2020

Raihan gelar ke-10, La Decima bagi Real Madrid pada 2014 menjadi tonggak kebanggaan tersendiri.

Peran Jenderal Franco mau tidak mau tetap tercatat dalam sejarah Madrid, dan hal itu menjadi luka tersendiri bagi Barcelona.

Jenderal Franco sejatinya adalah penggemar Athletic Bilbao. Real Madrid hanyalah sebuah alat untuk melanggengkan kebijakan-kebijakan politik Franco.

Dengan perhatian-perhatian politiknya Franco bisa menciptakan suatu iklim yang membuat Madrid menjadi besar.

Sudah jadi kecenderungan, diktator akan selalu memusatkan sumber daya mereka di ibu kota. Baik itu resource berupa polisi, militer, dan alat birokrasi. Ini juga berlaku bagi Madrid yang mendapatkan perhatian serupa.

Setelah hancur karena perang saudara, Spanyol malah dikucilkan sehingga menjadi negara miskin. Pertengahan dekade 50-an, Franco mulai melunak untuk membuka bantuan internasional.

Franco butuh alat untuk mencitra bahwa negaranya baik-baik saja dan setara dengan negara-negara Eropa lainnya. Dan tugas itu dibebankan pada Real Madrid.
Lewat Real Madrid, Spanyol disulap menjadi sebuah negara yang memiliki tim sepak bola hebat.

Pada masa itu, hubungan Franco dan Madrid begitu erat. Ia menggelontorkan dana segar agar mereka bisa mendatangkan pemain-pemain top seperti Raymond Kopa, Ferenc Puskas, hingga Alfredo Di Stefano. Ia pun tak pernah absen hadir saat Madrid bertanding di Bernabeu.

Spanyol pernah menjadi juara Eropa dan juga juara dunia. Kejayaan itu sempat hilang, dan Spanyol ingin merebutnya kembali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News