Gagasan Ketua DPD RI Menarik Perhatian Parlemen MIKTA

Gagasan Ketua DPD RI Menarik Perhatian Parlemen MIKTA
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti menerima rangkuman hasil akhir pertemuan pimpinan parlemen MIKTA pada, Senin (11/11). Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, MEKSIKO - Meski baru pertama kali La Nyalla Mahmud Mattalitti menghadiri pertemuan pimpinan parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia), ternyata pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Ketua DPD RI ini dalam pertemuan di Meksiko pada 7 November lalu menarik perhatian negara-negara MIKTA lainnya.

Hal ini terbukti dari dicantumkannya berbagai pemikiran dari Ketua DPD RI dalam rangkuman hasil akhir pertemuan pimpinan parlemen MIKTA tersebut yang disepakati di akhir pertemuan itu dan didistribusikan, Senin (11/11).

Bahkan kesimpulan akhir pertemuan legislatif tingkat tertinggi MIKTA tersebut diwarnai oleh gagasan-gagasan DPD RI dalam rangka melibatkan pelaku ekonomi berskala kecil dan menengah dalam kerja sama lintas kawasan tersebut.

Mengutip isi pidato Ketua DPD RI di forum MIKTA tersebut, dimana ia memimpin sidang sesi kedua, kesimpulan akhir forum MIKTA itu menyebutkan bahwa para pimpinan parlemen MIKTA mengakui pentingnya kerja sama lintas kawasan guna mengonsolidasikan ekonomi kreatif agar dapat melibatkan masyarakat di berbagai daerah sesuai dengan butir ke-8 dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDG 8).

Rangkuman pertemuan MIKTA tersebut juga berisi pengakuan terhadap posisi DPD RI yang disampaikan oleh Lanyalla Mattalitti di sidang ke-5 ketua-ketua parlemen MIKTA bahwa sumber kemakmuran masa depan tidak terletak pada ketersediaan sumberdaya alam melainkan pada ketersediaan sumberdaya manusia.

SDM yang berkualitas dan tinggi tingkat keahliannya ini disebut brainpower yang dapat memanfaatkan teknologi untuk memberdayakan masyarakat, kata Lanyalla dalam sidang tersebut.

Kesimpulan akhir forum MIKTA itu juga mengulangi pendapat La Nyalla ketika ia memimpin sidang bahwa kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang ahli itulah yang akan mendorong semakin banyak masyarakat terlibat dalam pembangunan ekonomi kreatif di negara-negara MIKTA.

Gagasan lain yang dikemukakan oleh Ketua DPD RI dalam forum MIKTA tersebut adalah perlunya melindungi Hak Kekayaan Intelektual dari negara-negara MIKTA sebab dalam pengembangan ekonomi digital yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif, terdapat banyak kreasi dan inovasi baru yang perlu dilindungi.

Gagasan Ketua DPD RI ini secara jelas dicantumkan dalam hasil akhir forum MIKTA Meksiko, yang menandakan bahwa suara Indonesia diperhitungkan di forum lintas kawasan ini. Pasalnya, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia —setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan— dalam hal kontribusi nilai ekonomi kreatif terhadap PDB nasional, yang kini sudah encapai 7.2 persen.

Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Ketua DPD RI ini dalam pertemuan pimpinan parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di Meksiko menarik perhatian negara-negara MIKTA lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News