Gaji Tak Sesuai, 14 TKI Pilih Kabur

Gaji Tak Sesuai, 14 TKI Pilih Kabur
Gaji Tak Sesuai, 14 TKI Pilih Kabur
NUNUKAN - Iming-iming gaji yang tinggi dan tawaran pekerjaan lebih mudah, menggoda hati 14 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah, untuk bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit di Sandakan, Sabah, Malaysia. Nyatanya, bukan gaji tinggi dan pekerjaan yang mudah, justru kerja rodi dan gaji yang lebih rendah dari standar gaji pekerja di Indonesia yang mereka dapatkan.

"Kami sempat enam bulan bekerja di (perusahaan) plywood Simau-Sandakan. Pekerjaannya ternyata berbeda dari yang disampaikan," keluh Sudaryo, TKI asal Purwokerto, yang diamini rekan-rekannya, saat tiba di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Selasa (2/11) lalu.

Kapolres Nunukan AKBP Raden Prabowo Argo Yuwono SiK, didampingi Kapolsek KP3 AKP Catur Waluyo, membenarkan kalau keempat belas TKI tersebut memilih kabur dari perusahaan plywood, dan meminta pertolongan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Tawau, hingga akhirnya dipulangkan menuju Nunukan. "Selanjutnya, untuk penampungan sementara hingga pemulangan, akan dikoordinasikan ke BP3TKI," kata Kapolsek.

Sementara, diceritakan Sudaryo, selama bekerja di perusahaan plywood tersebut, setiap pekerja diwajibkan untuk bekerja dari pukul 7 pagi hingga pukul 18.00 Wita. Begitu seterusnya setiap hari. Untuk jaminan kesehatan, mereka tidak mendapat prioritas yang baik. Hanya sakit tertentu yang mendapat jaminan, seperti penyakit bagian luar, flu, atau luka akibat bekerja. Sementara penyakit dalam, sama sekali tidak mendapat perhatia. "Jika sakit, gaji pun dipotong untuk biaya berobat," ungkapnya.

NUNUKAN - Iming-iming gaji yang tinggi dan tawaran pekerjaan lebih mudah, menggoda hati 14 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah, untuk bekerja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News