Ganjil Genap di Kota Bogor, PHRI Teriak: Kami Sangat Terdampak!

Ganjil Genap di Kota Bogor, PHRI Teriak: Kami Sangat Terdampak!
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan kendaraan dalam pemberlakuan ganjil genap 6-7 Februari dan 12-14 Februari. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dari aspek kesehatan, kata dia, kuat indikasinya. Meskipun Bima enggan mengatakan kebijakan ganjil genap berhasil mengurangi jumlah kasus secara terus menerus.

“Tapi ada satu variabel yang harus dihitung ganjil genap ini dilanjutkan atau tidak, yaitu dimensi ekonomi,” kata Bima.

Bima ingin melihat kembali data hotel, restoran, toko-toko, UMKM dan pasar. Menurutnya, prinsip kebijakan tersebut untuk mencari titik temu antara kesehatan dan ekonomi.

“Mungkin (kebijakan ganjil genap) bisa dibuat variasi atau diselang seling atau sebagainya. Mungkin weekend ini bisa berlaku, minggu depannya tidak,” jelas Bima.

Makanya, Bima kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor enggan terlalu dini menyimpulkan dampak signifikannya.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro memerinci, dari data yang ada tercatat jumlah kendaraan yang diputarbalikan sebanyak 9.905 kendaraan di minggu pertama. Sedangkan, di pekan kedua ada 30.474 kendaraan yang diputar balik.

“Ada selisih sekitar 20 ribu, hampir empat kali lipatnya. Ini cukup signifikan, dilihat dari gerbang tol Bogor ataupun BORR,” ungkapnya usai penandatangan nota kesepahaman tentang penegakan hukum aturan protokol kesehatan (prokes) di Mapolresta Bogor Kota, Senin (15/2).

Di pekan kedua, kata dia, ada penindakan sanksi yang diberikan untuk para pelanggar.

Kebijakan ganjil genap di Kota Bogor berdampak terhadap perekonomian, terutama bisnis wisata termasuk hotel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News