Garis Finis

Oleh Dahlan Iskan

Garis Finis
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu, optimisme itu bertambah-tambah dengan penemuan vaksin Covid-19. Yang bukan lagi di tahap penemuan, melainkan sudah menjadi kenyataan.

Sudah dua yang diizinkan: Pfizer dan Moderna. Satu bulan lagi yang buatan Tiongkok kelihatannya juga sudah akan diizinkan –kini tinggal menunggu laporan resmi hasil uji coba tahap tiga.

Hanya saja, yang tidak kita sangka, Pfizer dan Moderna, Amerika, ternyata berhasil menyalip Sinovac dan Sinopharm di tikungan terakhir.

Uji coba tahap tiga made in China ternyata kalah cepat dengan yang buatan Amerika. Sampai-sampai Tiongkok sendiri harus membeli dulu Pfizer –sambil menunggu yang bikinan sendiri.

Dan di balik tiga optimisme  itu –SWF, nikel, dan vaksin– adalah sikap DPR. Yang nyaris tanpa oposisi. Apa pun yang diinginkan pemerintah lolos di DPR –seperti benar-benar tutup mata.

Tidak ada oposisi yang kuat atas Omnibus Law –payung besar untuk pembentukan SWF. Juga tidak ada oposisi yang berarti atas UU Pandemi. Yang menjadi payung bagi segala langkah cepat pemerintah di bidang penyediaan uang. Termasuk untuk pengadaan vaksin.

Heboh-heboh tenaga kerja asing di Morowali juga tidak sampai bergema di Senayan. Semuanya mulus, lancar, dan licin.

Maka para pemilik uang seperti sudah bisa memastikan: akhir tahun depan keadaan akan normal kembali. Ibarat ikut lomba lari maraton garis finisnya sudah tampak. September tahun depan ekonomi mulai bergerak.

Optimisme ternyata mengalahkan kenyataan. Para pemilik uang begitu yakin heboh-heboh apa pun akan bisa ditangani. Uang punya 'agama' sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News