Garuda Ayolah

Garuda Ayolah
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Momentum kadang hanya terjadi sekali. Kalau momentum Covid-19 ini tidak bisa dimanfaatkan Garuda akan terus mengalami kesulitan sampai jangka waktu yang saya tidak bisa memperkirakan.

Kalau lewat PKPU Garuda bisa diselamatkan, itu sekaligus momentum untuk menata masa depan yang lebih tertata. Itu pun juga tidak menjamin. Hasil setiap pemilu bisa mengubah banyak hal. Termasuk mengubah yang sudah baik menjadi kurang baik.

Ayolah ke PKPU.

Tidak hanya komisaris seperti Mbak Yenny Wahid yang akan mendampingi. Juga komisaris seperti Peter Gontha pasti mau diajak serta. Malunya ditanggung ramai-ramai. Saya pun tidak keberatan ikut mengantarkan ke PKPU --meski akan terasa lucu.

Peter adalah komisaris mewakili pemegang saham 29 persen: Chairul Tanjung. Di antara lima kursi komisaris dua dari CT. Yakni Chairal Tanjung (adik Chairul Tanjung) dan Peter Gontha.

Minggu lalu Peter bikin heboh. Ia membuat surat ke direksi. Surat itu bocor ke medsos. Peter sendiri yang membocorkan. Ia tidak peduli hal seperti itu melanggar aturan perusahaan dan aturan sopan santun. Ia sudah merasa tidak ada jalan lain untuk menyuarakan pikirannya untuk memperbaiki Garuda.

Realitasnya, Garuda kini menyewa 90 pesawat --termasuk untuk kebanggaan saya: Citilink. Dari jumlah itu hanya 40 pesawat yang terbang.

Akibatnya, dari 1.500-an pilot hanya 700 yang harusnya berdinas. Namun, Garuda terus membayar sewa pesawat yang tidak terbang itu. Juga membayar penuh kelebihan pilot dan karyawannya.

Jangan takut ke PKPU. Malu sebentar. Namun, menyelamatkan banyak hal: nama Garuda, karyawan dan juga pemegang saham.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News