Gelar Mimbar Pancasila, PDIP Menghadirkan Para Tokoh dan Kader Muda dari Sayap Partai

Gelar Mimbar Pancasila, PDIP Menghadirkan Para Tokoh dan Kader Muda dari Sayap Partai
Daniel Dhakidae, doktor lulusan ilmu politik dan pemerintahan dari Cornell University, Amerika Serika sebagai pembicara dalam Mimbar Pancasila di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5). Foto: Dok. PDIP

“Jadi bagi siapa pun yang mengatakan Pancasila adalah produk kafir atau toghut maka mereka sudah mencederai semangat persatuan tokoh-tokoh penggagas Pancasila yang berjuang mempersatukan kita Indonesia,” ungkapnya.

Hadir dalam Mimbar Pancasila tersebut para kader muda PDIP dari seluruh organisasi sayap PDIP, yakni Taruna Merah Putih (TMP), Relawan Perjuangan untuk Demokrasi (Repdem), Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GANTI), serta Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi).

Sejumlah badan partai PDIP juga hadir, antara lain Badan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan (BPEK), Badan Pemenangan Pemilu (BP-Pemilu), Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN), Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA).

Restu Hapsari selaku Sekjen Taruna Merah Putih dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa maraknya politisasi agama pada pemilu kali ini menjadi tugas bagi seluruh warga Indonesia untuk kembali memaknai nilai-nilai Pancasila.

"Saat ini kita perlu kembali membumikan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, perubahan pada sila pertama yang menghapus 7 kata dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya menjadi contoh toleransi tokoh Islam dan alim ulama pada masa itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aktivis perempuan yang juga Sekretaris Balitbang Pusat PDIP ini mengatakan saat ini PDIP dengan pengaderan dan kerja-kerja politiknya harus terus menjadi elemen penting dalam menjaga persatuan dan keberagaman di Indonesia.

“Pancasila bukanlah sesuatu yang ekslusif, karenanya Pancasila harus dimiliki semua agama, suku, dan termasuk semua partai yang ada di Indonesia,” tegas Restu Hapsari.

Pengurus Bamusi Faozan Amar yang sempat membawakan doa dalam acara Mimbar Pancasila tersebut ketika dimintai tanggapan mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila perlu disemaikan oleh anak-anak muda Indonesia.

Pancasila seharusnya tidak boleh ditafsir sendiri-sendiri. Boleh ditafsirkan secara fair bila mengikuti basis utamanya yaitu pidato Bung Karno 1 Juni 1945.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News