Gempa Lombok: Panik, Suara Istigfar dan Tangisan

Gempa Lombok: Panik, Suara Istigfar dan Tangisan
Gempa Lombok: Anggota TNI mengangkat seorang nenek korban gempa di Desa Obel obel, Lombok Timur, dibawa sejauh dua kilometer menuju tempat pengungsian, Minggu (29/7). Foto: IVAN/LOMBOK POST/JPNN.com

Camat Sembalun Usman mengatakan kerusakan terjadi di enam desa yang ada di Kecamatan Sembalun. Akan tetapi yang terparah terjadi di desa Sajang dan Bilok Petung. “Untuk sementara ini informasinya di Sajang ada 60 rumah dan Bilok Petung ada 42,” kata Usman kepada Lombok Post.

Usman juga menyampaikan hingga kemarin petang pihaknya masih melakukan pendataan. Kondisi sekarang agak normal. Hanya saja yang menjadi kekhawatiran masyarakat adalah gempa susulan. “Jadi masyarakat sampai saat ini belum merasa nyaman,” kata Usman.

Adapun mengenai penanganan, Usman mengatakan pihaknya telah dibantu oleh pihak dari TNI, kepolisian, kesehatan dan berbagai bantuan dari lembaga lainnya. Sementara, untuk pendataan kerusakan rumah, pihaknya masih melakukan pendataan. “Masing-masing desa sudah ada timnya,” kata Usman.

Adapun dari 6 desa yang terdampak, dari sekitar 14 ribu KK yang ada di Kecamatan Sembalun, kata Usman hampir semua desa terkena dampak. Ada ribuan rumah warga yang mengalami kerusakan. “Kalau yang parah mencapai ratusan lebih,” tutur Usman.

Kapolres Lombok Timur AKBP M Eka Fathurrahman SIK mengatakan Sambelia dan Sembalun terkena dampak paling parah. Sampai saat ini pihaknya masih melakukan antisipasi dengan membangun posko-posko bantuan.

“Sebagian besar kondisinya rusak parah. Kita dari Kapolres menurunkan kekuatan penuh,” kata Eka sebelum bertolak ke Obel-obel, Sambelia.

Selain itu, saat ini pihaknya dengan TNGR juga sedang melakukan evakuasi para pendaki yang masih dalam perjalanan turun. Dari sekitar 800 pendaki yang terdaftar, yang sudah turun sekitar 260 orang. “Masih banyak di atas sana,” kata Eka. (tih)


Gempa Lombok, NTB, berskala 6,4 SR yang terjadi Minggu (29/7), berdampak besar pada warga di Kecamatan Sembalun dan Sambelia.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News