Gereja Bukan Sasaran

Gereja Bukan Sasaran
Penyisiran Gereja: Seorang Petugas Brimob sedang menyisir Gereja Imanuel, Jakarta, Jumat(24/12).Penyisiran ini dilakukan untuk mengantisipasi Bom saat Perayaan Natal. FOTO:NICK HANOATUBUN/RM
Petrus yang juga doktor UI itu menjelaskan dari analisa pelatihan ala militer di jalin Jantho, Aceh, kelompok baru ini tampaknya merencanakan serangan bersenjata dalam skala besar. "Targetnya bukan lagi orang per orang tapi sudah dalam level yang lebih besar lagi, lingkupnya melawan negara," katanya.

Sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror menyebut, kelompok ini sudah menyusun rencana serangan dengan sistem yang rapi layaknya sistem militer. "Alhamdulillah, yang Jalin Jantho itu terbongkar. Kalau tidak, kelompok ini bisa liar dan sangat berbahaya," katanya. Meski seakan-akan kecil, kelompok ini sebenarnya diatur secara rapi. "Terkendali dan ada komando sentralnya," katanya.

Secara terpisah, pengamat Al Chaidar menyebut cara ini menggunakan metode yang digunakan Abu Musab Al Zarqawi, seorang teroris asal Yordania yang kerap melakukan penyerangan terhadap militer Amerika Serikat di Irak. Serangannya tidak hanya menggunakan bom, namun juga menggunakan senjata api sporadis dengan teknik gerilya.  Al Chaidar yang juga kerabat mantan tokoh GAM yang sangat disegani Teungku Fauzi Hasbi itu mengungkapkan kelompok Abu Tholut, juga menggunakan gaya Al Zarqawi.

"Sebenarnya jenis penyerangan itu tergantung pemimpinnya. Abu Tholut kan menguasai Sumatera, khsusnya Sumatera Utara. Saya lihat dia lebih banyak belajar dari Kamp Hudaibiyah Filipina yang lebih mengikuti cara Abu Musab Al Zarqawi, ketimbang Osama Bin Laden. Melakukan serangan bersenjata daripada bom," ungkap Al Chaidar.

JAKARTA -- Kelompok teroris di Indonesia kini tak lagi mengincar gereja dan rumah ibadah seperti 10 tahun yang lalu. Target mereka lebih spesifik,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News