Golkar Ketat Mengacu Hasil Survei

Golkar Ketat Mengacu Hasil Survei
Golkar Ketat Mengacu Hasil Survei
JAKARTA -- Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, dalam menghadapi pilkada di 244 daerah tahun ini, Partai Golkar tidak mau berspekulasi. Calon yang diusung harus benar-benar mumpuni, yang didasarkan pada hasil survei. Tingkat popularitas berdasar hasil survei menjadi acuan utama untuk menentukan calon yang akan diusung.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, meski ada kader Golkar kawakan yang ikut menjadi nominator, namun jika popularitasnya kalah dengan calon non kader, Golkar tetap tak mau menetapkan kadernya itu sebagai calon yang akan diusung. Contohnya mantan anggota DPR Syarfi Hutauruk yang justru tidak dicalonkan Golkar maju di pilkada Kota Sibolga.

Akbar Tandjung menjelaskan, dengan berpatokan pada hasil survei ini, maka calon yang diusung Golkar punya peluang besar untuk menang. "Jiak survei betul-betul obyektif dan momen dilakukannya survei tepat, maka kandidat yang punya rating tertinggi itu peluangnya besar untuk memenangkan pilkada," ujar Akbar Tandjung kepada koran ini di Jakarta, Jumat (19/2).

Khusus menanggapi kasus Syarfi Hutauruk, Akbar mengaku tetap memberikan dukungan kepadanya, meski dia tidak diusung Golkar dalam pilkada Kota Sibolga. Menurut Akbar, dirinya mendukung Syarfi karena dia sudah cukup dikenal sebagai kader Golkar. Selama menjadi anggota DPR, kata Akbar, Syarfi sudah banyak memperjuangkan kepentingan pembangunan Tapanuli Tengah dan Sibolga.

JAKARTA -- Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, dalam menghadapi pilkada di 244 daerah tahun ini, Partai Golkar tidak mau berspekulasi. Calon

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News