Gorbachev Ingatkan Obama

Pulihkan Ekonomi, Bukan Diperangi

Gorbachev Ingatkan Obama
Mantan pemimpin Uni Sovyet, Mikhail Gorbachev. Foto : REUTERS
WASHINGTON - Sebelum mengambil keputusan untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sudah diperingatkan mantan Presiden Uni Soviet (sekarang Rusia) Mikhail Gorbachev. Sebagai pemimpin yang pernah melibatkan militernya dalam konflik tanpa ujung di Afghanistan pada 1979-1989, tokoh komunis itu menegaskan bahwa penambahan pasukan bukan strategi yang tepat.

   

"Saya rasa, yang dibutuhkan bukanlah pasukan tambahan. Dulu, ini (pengiriman pasukan tambahan) juga sempat kami bahas. Tapi, kami memilih untuk tidak melakukannya," papar politikus 78 tahun itu dalam wawancara dengan CNN awal November lalu. Belajar dari pengalaman Uni Soviet, lanjut Gorbachev, pemerintahan Obama sebaiknya justru mulai menjadwalkan penarikan pasukan.

   

Konon, sebelum memutuskan untuk tidak mengirimkan pasukan tambahan, Uni Soviet berkonsultasi dengan sejumlah negara. Diantaranya, AS, Iran, Pakistan dan India. Pertempuran yang dikenal sebagai Perang Soviet-Afghan itu berlangsung selama sekitar sembilan tahun. Resminya, bermula pada 24 Desember 1979 dan berakhir seiring bertolaknya kloter terakhir pasukan Uni Soviet dari Afghanistan pada 15 Februari 1989.

     

Penarikan pasukan yang berlangsung di bawah komando Gorbachev itu makan waktu hampir satu tahun. Kloter pertama pasukan Uni Soviet dipulangkan pada 15 Mei 1988. Selanjutnya, secara bertahap, pasukan Negeri Komunis itu meninggalkan Afghanistan. Perang Soviet-Afghan itu juga sering disebut sebagai Perang Vietnamnya Uni Soviet (Soviet"s Vietnam). Sebab, sama halnya dengan konflik di Vietnam, perang di Afghanistan pun tidak pernah berakhir.

   

WASHINGTON - Sebelum mengambil keputusan untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sudah diperingatkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News