GP Ansor: Kita Patut Mencurigai

GP Ansor: Kita Patut Mencurigai
Aksi Bela Islam II, 4 November 2016. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

"Artinya jangan sampai niat ibadah disusupi niatan di luar konteks ibadah.  Mari bersama-sama menjaga ketertiban," kata Jabidi.

Dia berharap, masyarakat dapat lebih menahan diri, cerdas dalam membaca kepentingan siapa dan untuk apa salat di jalan raya.

"Jangan sampai mau diboncengi sesuatu yang dapat merugikan kita sendiri dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  Kita patut mencurigai motivasi dan tujuan lain dari pelaksanan salat pada 2 Desember di jalan raya," kata mantan aktivis mahasiswa ini.  

Jabidi menyatakan, kehadiran Islam menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Dalam konteks ini, Indonesia dengan  masyarakat yang majemuk, tentunya semua pihak harus mampu mengedepankan sikap teleransi yang tinggi serta mampu menjaga kemajemukan dan kerukunan umat beragama.  

"Kalau alasannya soal penistaan agama yang dituduhkan kepada Gubernur nonaktif DKI Jakarta Ahok, kini sudah masuk dalam ranah hukum. Biarlah pihak  yang berwenang  memroses kasus tersebut sesuai dengan kaidah hukum dan perundang-undangan yang ada. Kita umat Islam layaknya bersabar dan menahan diri dalam menanti hasil putusan hukum atas persoalan tersebut," kata alumni Fakultas Syaria'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini.

Ditegaskannya, hukum tentunya tidak dapat diintervensi oleh siapa pun. Hukum tidak bisa dipaksa dengan gerakan aksi massa.

"Biarkan hukum berjalan sesuai dengan kaidah hukum.Jangan memaksakan`kehendak," tambah Jabidi.

MEDAN – Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut telah melakukan konsolidasi ormas Islam menjelang aksi 212. Seperti di Jakarta, aksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News