Gunung Agung Aneh, Misterius

Gunung Agung Aneh, Misterius
SUNSET: Kepulan asap letusan Gunung Agung, Karangasem. Foto: RAKA DENNY/JAWA POS

“Perlu edukasi, prepare lebih penting. Jangan sampai sudah emergency baru turun, karena tim penyelamat juga akan kesulitan,” katanya.

Mengacu data BNPB, 22 desa yang masuk zona rawan itu, yakni Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amerta Bhuana, dan Sebudi.

Tidak semua warga di desa harus mengungsi. Ada yang setengah penduduknya harus mengungsi. Ada juga yang semua penduduk, tergantung jarak sebagaimana rekomendasi PVMBG.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Bali Express (Jawa Pos Group), gempa tremor menerus overscale (melebihi skala seismograf) ketigakalinya terjadi pada pukul 07.55 wita-08.19 wita. Atau dengan durasi 24 menit. Tidak ada tampak kepanikan saat gempa tremor menerus overscale tersebut.

Apalagi dari menjelang sore, Gunung Agung terlihat jelas dan tampak tenang. Asap kawah berwarna putih tebal dan kelabu bergerak menuju arah Timur-timur laut atau ke arah Kota Amlapura.

Diwawancarai di Pos Pantau Rendang, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menjelaskan bahwa hingga saat ini Gunung Agung masih kritis.

Walaupun jumlah gempa yang tercatat masih minim, akan tetapi gempa tremor menerus atau gempa yang diakibatkan oleh adanya aktivitas vulkanik di kawah ini terus terekam. Bahkan, hingga saat ini Gunung Agung telah tiga kali mengalami gempa tremor overscale.

Dengan adanya gempa tremor menerus bahkan hingga overscale ini tentu menurutnya merupakan indikasi adanya aktivitas vulkanik dengan intensitas tinggi di dalam kawah Gunung Agung.

Tremor overscale biasanya gunung langsung meletus hebat. Namun Gunung Agung beberapa kali mengalami overscale tapi tidak meletus dahsyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News