Gus Mis Sebut Pemikir Islam Indonesia Layak Dikaji dan Disebarluaskan di Dunia

Gus Mis Sebut Pemikir Islam Indonesia Layak Dikaji dan Disebarluaskan di Dunia
Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menghadiri ujian tesis mahasiswa Indonesia asal Banten Irfan Nurkholiq di pascasarjana Universitas Zaitunah. Foto: Dokpri

jpnn.com, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menilai pemikir Islam Indonesia layak menjadi bahan kajian dan disebarluaskan secara global.

Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Gus Mis itu saat menghadiri ujian tesis mahasiswa Indonesia asal Banten Irfan Nurkholiq di pascasarjana Universitas Zaitunah.

Gus Mis mengatakan Irfan mengkaji pemikiran Prof. Dr. Nurcholish Madjid atau Cak Nur. Sosok tersebut dikenal sebagai cendekiawan muslim terkemuka di tanah air.

"Saya sangat senang, karena pada tahun ini, kami panen anak-anak muda yang berprestasi di pascasarjana Universitas Zaitunah. Sejak tiga bulan di Tunisia, saya sudah menghadiri empat mahasiswa Indonesia yang berhasil meraih cum laude dalam ujian tesis. Ini sungguh membanggakan," ujar dia dalam keterangan yang diterima, Kamis (12/5).

Alumnus Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir itu menambahkan Irfan mampu membuktikan bahwa pemikiran Islam Indonesia layak untuk dikaji dan disebarluaskan ke seantero dunia.

Sebab, pemikir Islam Indonesia mampu menghadirkan gagasan yang unik, baru, dan kontekstual dalam konteks global.

"Pemikiran Cak Nur selalu menarik untuk dikaji, karena mampu menggabungkan antara dimensi tradisionalitas dan modernitas. Saya secara pribadi dekat dan mengenal baik almarhum Cak Nur, serta bangga menjadi murid Cak Nur," ujar cendekiawan Nahdlatul Ulama itu.

Gus Mis memberikan apresiasi terhadap Irfan Nurkholiq yang telah mengenalkan pemikir Islam Indonesia di Tunisia.

Zuhairi Misrawi menganggap pemikiran Cak Nur selalu menarik untuk dikaji, karena mampu menggabungkan antara dimensi tradisionalitas dan modernitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News